.gif)


- P3SDM Melati Sambangi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP Se-Tanah Datar
- Dengan Visi yang Jelas, SD Negeri Gadang 3 Kota Malang Kini Kian Maju
- Bekasi Book Fair 2019, Targetkan Peningkatan Budaya Baca
- Implementasi Media Interaktif dengan Metode Pembelajaran Descovery Learning di Kelas 7 SMPN 4 Malang
- Kepala Sekolah & Guru Berinovasi dalam Green School Festival Menuju Bumi ARVEGATU Ijo Royo-Royo
- Pendidikan Masa Depan Bersama Mendikbud Milenial
- Mari Tingkatkan Profesionalitas, Agar Hari Guru Tidak Sekedar Selebrasi
- Ketua Umum PP Tapak Suci Lantik Pimwil TSPM 14 Sumbar, Mahyeldi Diberi Gelar Pendekar Kehormatan
- Strategi Jitu Guru dalam Pengelolaan Kelas Mewujudkan SDM Indonesia Emas
- Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Tanah Datar Lakukan Konsolidasi Gerakan Keummatan
Kemampuan Menguasai Diri, Ciptakan Masyarakat yang Damai
Berita Terkait
- Persiapkan Peserta Didik yang Sehat, Guru Akan Dimudahkan dalam Mengajar 0
- Ternyata Menulis Itu Hanya Butuh Hal Sepele; Motivasi0
- Guru Dituntut Lebih Memahami Materi Ajar, Bukan Sekedar Menguasai Kelas0
- Pengabdian Seorang Anak, Ladang Ibadah Tanpa Putus0
- Perilaku Kekerasan Pelajar, Tanggung Jawab Kita Semua0
- Menulis Sepanjang Masa? Why Not...0
- Inspirasi Menulis dari Seorang Ibu1
- Mari Mengenal Pertumbuhan dan Peluruhan Sistem Pemasaran 0
- Keterampilan Guru dalam Menulis, Ringkankan Beban Profesi0
- Kini, Keinginan Menulis Buku Terjawab Sudah0
Berita Populer
- Menulis Artikel; Menulis Berdasarkan Fakta, Interpretasi dan Opini
- Pentingnya Administrasi Pendidikan
- Keteladanan Seorang Guru dalam Membentuk Karakter Siswa
- Perilaku Sosial Generasi Melayu, Adat Sebanjar Bertunjuk Ajar Adat Sebangsa Seiya Sekata
- Prof. Dr. Edwar Juliartha, Tokoh Akademik dan Birokrat Berjiwa Besar
- Profesionalisme Guru, Dilema antara Tugas Mengajar dan Hambatannya
- Drs. Irfan Saumi, M.Pd, Tokoh Pendidik yang Malang-melintang Antar Negara
- Wisata Budaya Omah Djadoel Indonesia Kota Blitar
- Manajemen Sekolah Berbasis ICT, Sebuah Tinjauan Progresivitas dan Rekonstruksional (Bag. 2)
- Menulis Karya Ilmiah, Antara Kebutuhan dan Pengembangan Mutu Pendidikan

WPdotCOM -- Dewasa ini banyak terjadi pertengkaran atau keributan di berbagai tempat. Dari lingkungan rumah, masyarakat atau di tempat umum dan di sekolah. Bahkan, tanpa bertatap muka pun pertengkaran bisa terjadi.
Sesama anggota keluarga saja, kadang hal kecil bisa penyebab hingga terjadi pertengkaran. Contoh kecil misalnya, ketika ibu membawa kue. Karena kue yang akan diambil kakak adik itu sama, maka akan diawali dengan pertengkaran. Orang tua akan memberi pengertian ke anak, agar mereka tidak bertengkar. Kakak sebagai anak yang tertua, harus mau mengalah kepada adiknya. Dengan penjelasan yang dari orang tuanya mereka akan mengerti dan akan kembali menjadi rukun.
Pertengkaran di masyarakat dapat di timbulkan dari berbagai macam, misalnya yang rawan pertengkaran pada pemilihan pemimpin. Jika rakyat tidak mau menerima kekalahan pihak yang dipilihnya, kericuhan mudah saja terjadi. Kesadaran dari diri manusia yang rendah, adalah satu hal yang menjadi penyebabnya.
Sementara di sekolah, ada saja yang membuat anak-anak bertengkar dengan temannya. Hal sepele seperti berebut tempat bermain, dapat menimbulkan pertengkaran. Apalagi anak yang berada di kelas lebih tinggi akan merasa berkuasa. Dibutuhkan bimbingan dari para guru untuk memberi pengertian kepada anak-anak, agar mereka selalu berteman, karena di sekolah mereka juga saudara.
Tanpa bertatap muka pun pertengkaran dapat terjadi, yaitu di media sosial atau sosmed. Ada kalanya tulisan dari teman di akun sosialnya, dapat dianggap menyindir teman yang lain. Padahal tulisan tersebut hanya sebuah tulisan dari ungkapan hatinya. Adanya saling berbalas komentar, dapat juga menjadikan masalah menjadi semakin rumit. Seharusnya kita gunakan media sosial untuk kepentingan yang lebih bermanfaat. Jadikan medsos sebagai jembatan untuk mempererat persatuan. Bukan untuk menjadikan perpecahan.
Kalau kita lihat apa yang menjadi penyebab pertengkaran, tidak lain adalah dari diri manusia itu sendiri. Seharusnya manusia bisa mengendalikan emosi. Kecerdasan emosi sangatlah penting untuk mengendalikan tingkah laku. Kesadaran bertingkah laku akan menunjukkan jati diri. Orang akan menilai dari tingkah laku kita.
Peran orang tua di rumah dalam mendidik anak-anaknya, turut menjadi kunci dalam membangun karakter anak. Lingkungan masyarakat yang damai, selalu mengedepankan kekeluargaan, kebersamaan, saling menghargai, akan menjadikan suatu daerah tersebut menjadi kampung yang nyaman.
Peran guru juga sangat penting dalam membangun karakter anak-anak di sekolah. Di dunia maya juga begitu. Harus pandai-pandai dalam mengendalikan diri, dan selalu berprasangka baik dalam menyikapi suatu masalah.
Intinya semua itu tergantung dari diri masing-masing individu. Mengendalikan emosi, selalu sabar dan ikhlas dalam melakukan segala kegiatan. Selalu menanggapi masalah dengan bijak, dengan berprasangka baik kepada siapa saja, akan membuat hidup menjadi lebih nyaman. Orang yang selalu sabar dan ikhlas, selalu menjaga emosinya dan akan muncul jadi pemenangnya.
Penulis: Ertinas Koernia, SE (Guru SD Negeri Gadang 1 Kota Malang)
