Pendidikan Agama, Bukan Sekedar Transfer Pengetahuan

WPdotCOM — Menjadi guru agama  adalah profesi yang menyenangkan. Namun tentunya memiliki tanggungjawab lebih besar dibandingkan dengan materi pelajaran lain. Materi pembelajaran agama adalah tanggungjawab dunia akhirat.

Guru Agama mempunyai tugas  ganda bukan sekedar menjadikan anak pandai dalam bidang akademik, namun juga dituntut untuk menjadikan mereka sebagai anak yang bermoral. Saat ini adanya program penguatan pendidikan karakter (PPK) yang digulirkan pemerintah, secara tersirat telah membuat tugas kami sebagai guru agama menjadi bertambah berat, baik dari tenaga, waktu, dan pikiran.

Bertambahnya jam pelajaran dan pengawasan terhadap anak didik, secara otomatis menyita waktu untuk melakukan hal lain yang bisa menunjang tugas kami sebagai guru. Belum lagi tuntutan karya ilmiah sebagai syarat untuk kenaikan pangkat, membuat guru lebih pusing lagi.

Anak-anak jaman sekarang sangat berbeda dengan jaman saya kecil dulu. Sosok guru jaman dahulu sangat dikagumi dan ditaati. Rasa kagum dan ketaatan siswa adalah diantara modal guru untuk masuk di kelas menjadi senang. Sehingga ilmu yang disampaikan begitu mengalir sehingga lekat di hati dan berguna untuk bekal hidup mereka.

Sekarang ini  banyak siswa yang  berperilaku tidak hormat pada guru. Salah siapa?  Hal ini membuat guru agama menjadi lebih berat beban kerjanya. Kesiapan mental yang lebih besar, tentunya akan menjadi modal utama bagi pendidikan agama yang akan disampaikan kepada siswa.

Masalah kenakalan siswa dan juga hilangnya rasa hormat kepada guru bagi guru merupakan PR besar dan sangat berat. Karena tugas utama guru bukan hanya pada upaya mencerdaskan otak saja, namun juga mendidik hati mereka untuk mengenal diri dan Tuhannya. Dan yang paling penting, membangun kesadaran, bahwa profesi guru adalah pekerjaan mulia dan bernilai ibadah bagi ketiap pemilik keikhlasan.

Penulis: Marfu’ah (Guru Agama SD Negeri Tunjungsekar 3 Kota Malang)

Blibli.com
Blibli.com

Tinggalkan Balasan