WPdotCOM — Setiap hari kusaksikan, satu persatu mata-mata berbinar, mulut berkomat kamit tunduk hikmat memuji namaMU. Entah sudah berapa kali aku memandang mereka.
Dalam hati ada sejuta tanya, Tuhan akan kubawa kemana mereka? Dengan semangat dan cita-cita yang mereka impikan, bocah-bocah kecil itu mulai beranjak tumbuh dan berkembang dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Waktu terus berlalu. Aku amati perkembangan perjalanan mereka. Ada rasa bahagia yang luar biasa ketika melihat mereka bisa mengikuti dan menikmati yang kita berikan dengan gembira. Rasa sedih juga muncul saat kurasakan ada diantara mereka yang tertinggal dari temannya. Seketika terlintas perasaan, dan kecewa. Dan saat perasaan itu datang, kembali kutatap mereka dan kusebut namaMu, ya Rabb.
Tuhan, betapa sempurna Engkau ciptakan mutiara-mutiara kecil ini. Ada yang begitu cerdas, pandai secara akademis, peduli lingkunganya tapi begitu lemah di sisi yang lain. Kata orang, dia lemah, lambat, lemot atau apalah. Tapi ternyata dia terampil, memiliki kepedulian dengan sesama. Di mataku, dan di hatiku, semua anak selalu menjadi yang teristimewa. Mereka adalah bintang kehidupan.
Hari berganti, tahun berlalu. Kudahapi setiap karakter dan perilaku dari mereka. Setiap tahun akan datang mutiara-mutiara baru yang siap menerima didikan dan binaan guru-guru di sekolah. Mereka adalah para calon pemimpin masa depan negeri ini.
Seperti tahun ini, kudapati mutiara yang terpendam, dalam sekali. Bahkan terlalu dalam, sehingga sinarnya tampak redup, dengan sinar seakan tak mampu menembus ruang mata. Ia belum bercahaya. Namun ia adalah mutiara kecil yang bagiku menjadi perhatian.
Semangatnya juga tidak sama dengan temannya yang lain. Masih di bawah rata-rata. Seolah tak ada gairah dalam dirinya. Bagiku, ia adalah kuncup bunga yang sama dengan bunga-bunga lain yang mulai tampak bersiap untuk mekar. Aku meyakini, mutiara kecilku tahun ini adalah ladang amal dan pembuktian kinerjaku sebagai seorang guru.
Perlahan namun pasti, aku sudah mulai terbiasa dengan bawaannya yang terkadang diam. Walau kutahu ada rasa ingin tahu dalam dirinya yang seolah redup, tapi ia tetap saja memilikinya. Dengan segala upaya, mutiara kecilku yang terlihat lemah, terus kugandeng menuju cahaya lebih terang di ruang matanya.
Teruslah tersenyum mutiaraku, ketika nanti ruang matamu dpenuhi cahaya gemerlap, yakinlah setiap orang akan tahu, kau adalah mutiara terindah yang sama dengan mereka. Karena Sang Khaliq tak pernah sia-sia menciptakan segala sesuatu di alam ini. Semua lengkap dengan segala kelebihan kekurangan.
Penulis: Anikyah (Guru SD Negeri Tunjungsekar 3 Kota Malang)