
WPdotCOM — Profesi guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Di mata masyarakat guru adalah panutan. Guru sebagai teladan, dimana gerak-geriknya selalu diamati.
Pada pelaksanaan tugasnya sebagai guru, jika bertindak harus bisa menjadi teladan bagi semua orang, baik di rumah, masyarakat maupun di sekolah. Di sekolah guru sebagai teladan murid-muridnya, semua yang dilakukan guru menjadi cermin bagi mereka. Bahkan tingkah laku guru cenderung untuk ditiru oleh murid-murid. Apalagi murid kelas 1, apa yang dilakukan oleh gurunya cenderung untuk ditiru.
Oleh karena itu guru harus memberi contoh yang baik, di dalam kelas maupun di luar kelas. Kebiasaan baik yang biasa dilakukan di sekolah misalnya, sebelum masuk kelas harus berbaris dengan rapi, dan guru harus memberi contoh bagaimana cara baris yang baik. Setelah itu masuk kelas, bersalaman pada guru dilanjutkan berdoa dengan tertib. Bagaimana sikap siswa saat berdoa semua itu tidak terlapas dari pandangan kita sebagai guru. Dalam memberikan pembiasaan di kelas tidak semua siswa melakukan dengan baik dan benar.
Berdasarkan pengalaman 4 tahun yang lalu, saya mempunyai pengalaman yang sangat mengesankan. Dari 43 siswa, ada 1 siswa saya yang memiliki kebiasan beda dari temannya. Ia suka mengganggu, suka memukul, dan semua temannya merasa takut padanya. Kalau dinasehati guru juga melawan. Melihat kejadian seperti itu sedih sekali hati ini. Dan saya berpikir bagaimana cara mengatasinya, agar anak tersebut bisa menjadi baik.
Akhirnya saya punya jalan keluar untuk mengatasinya, yaitu dengan jalan pendekatan secara individu. Anak ini saya dekati, saya ajak bermain, bercerita tentang keluarganya. Sampai akhirnya si anak mau bercerita. Sungguh terkejut saya mendengarkan cerita si anak. Betapa tidak! Dia menceritakan orang tuanya yang setiap hari bertengkar dan selalu memarahinya, bahkan lebih menyayangi adiknya.
Mendengar hal semacam ini, saya terharu sekali. Saya berusaha mendekatinya lebih dalam lagi. Saya beri bimbingan khusus, juga memanggil orang tuanya unruk datang ke sekolah, dan saya sampaikan keluhan si anak. Alhamdulillah, dengan berjalannya waktu si anak tersebut mulai ada perubahan sedikit demi sedikit. Akhirnya sudah tidak pernah mengganggu temannya, bahkan sudah mulai membantu temannya, bermain bersama dengan teman-teman.
Mencermati pengalaman pribadi itu, saya memahami bahwa pendidikan anak sangatlah penting. Bukan hanya pendidikan formal di sekolah, tapi juga pendidikan di rumahtangga yang menjadi awal dari pembangunan karakter bagi si anak. Karena sebagai pendidik, guru dituntun bisa mewujudkan Undang-undang No 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Serta dapat mewujudkan Penguatan Pendidikan Karakter pada generasi bangsa agar mereka tumbuh menjadi generasi emas tanpa kekerasan.
Itulah gambaran penting bagi kiat mendidik dan tugas pokok guru. Bibit yang baik dari rumahtangga, akan menjadikan anak mudah dibentuk dan dikembangkan potensinya di sekolah.
Penulis: Siti Chotimah (Guru SDN Bandungrejosari 2 Kota Malang)