Resolusi Diri, Terwadahi Melalui Workshop Kepenulisan Buku

ARTIKEL ILMIAH62 Dilihat

WPdotCOMAlhamdulillah, sebuah timeline muncul  di grup staff.  Tawaran untuk menghitung PAK, menyusun KTI dengan  menerbitkan buku,  costnya 450 ribu. Nggak masalah karena musim TPP cair.

Tapi siapa yang mau ikutan? Subhanallah,  Kepala Sekolah yang cantik dan baik hati justru memberi  tawaran  mengkomodir  para  staff. Puji  syukur  ya Allah, Kau fasilitasi kebutuhanku dengan kondisi ini.

Rencana  belajar  menghitung PAK, menyempurnakan PTK,  bikin pedoman guru, sepertinya  terealiasi tahun ini modal  maju ke 4B. Harusnya  mulai berbenah  untuk menyiapkan  semuanya begitu mendengar  kabar ini. Tetapi  kejadian klise       kok ya tetap  terjadi, dan terjadi  lagi.  Maklum, ternyata penyakitku  ibu yang kekanak-kanakan selalu kambuh. Sampai pada akhirnya tiba hari ini Jumat, 22 Desember  2017 workshop ini kuikuti dengan modal kepala blank out.

Nara Sumber yang adalah Nova Indra, sekaligus  owner dari     P3SDM (Pusat Pengkajian dan Pengembangan  Sumber Daya Manusia) dengaan energi positif membangun pencerahan di belantara  tulis menulis. Bertemu dengan narasumber, ternyata  aku mulai  dapat membedakan beberapa jenis artikel, bahkan kedudukan PTK  dari  berbagai sudut pandang.

Ternyata  goal dari workshop ini adalah pembimbingan sampai selesai satu karya. Wow luar biasa, alhamdulillah. Dan yang lebih membanggakan begitu banyak hal-hal yang selama ini membingungkan di liku-liku penulisan, terutama alur publishing suatu buku diperoleh dari kegiatan ini.            Apakah memang betul-betul  sepanjang  itu alurnya ????    Semoga  dengan ikut kegiatan ini, belajar nulis merupakan salah  satu resolusi 2018, dan menjadi sebuah produk  bukan  sekedar resolusi itu sendiri.

Kini tinggal mengumpulkan bahan bakar semangat untuk memotivasi diri. Mendengar       narasumber memaparkan             materi memberi sebuah kesimpulan sementara, bahwa ternyata menulis  itu hal yang simpel, bahkan konon bisa membuat ‘sakaw’ penulisnya jika aktifitas itu terlewati. Tapi, betulkah  menulis itu simpel  dan mudah, semudah  yang disampaikan narasumber?

Selaku guru yang hampir 2 dekade mengajar, ternyata hari ini saatnya untuk mentertawai diri sendiri. Karena selama  itu jadi guru yang dilakukan hanya membaca tanpa pernah menulis.           Padahal  jadi guru yang terpenting  awalnya adalah mengajar  baca tulis. Berarti ada kesalahan fatal kalau saya  menuntut siswa  yang nggak pinter menjadi pinter  ternyata gurunya saja nggak pernah  nulis . Karena mungkin dengan menulis, adalah salah satu feedback  untuk perbaikan menjadi guru.

Hanya yang menjadi pertanyaan dalam hati, aura dan energi  positif untuk memerdekakan jiwa melalui kegiatan menulis ini, sampai kapan mampu bergelora? Semoga saja terus menjadi bagian dari diri ini. Demi sebuah resolusi diri dan tanggungjawab  pada profesi.

Penulis: Umi Kulsum (Guru SMP Negeri 26 Kota Malang)

Blibli.com
Blibli.com

Tinggalkan Balasan