WPdotCOM, Jakarta — Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) KM ‘0’ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Nadiem yang didampingi istrinya menyebutkan, PAUD yang berlokasi di gedung E lantai dasar Kemendikbud itu, diharapkan menjadi percontohan bagi PAUD lainnya.
Menjawab pertanyaan awak media, Senin (23/12) Nadiem mengatakan, PAUD yang ideal memiliki pendidik yang betul-betul mencintai anak. “Itu yang terpenting. Walaupun kondisi prasarana juga penting, tetapi hubungan kebatinan antara pendidik dan kualitas pendidik, merupakan yang paling penting. Karena kalau tidak begitu, ujung-ujungnya nanti jadi tempat penitipan saja tanpa ada kualitas guru yang baik dan memiliki hubungan batin,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM), fasilitas, dan kualitas buku-buku. Salah satu hal penting dalam SDM adalah adanya sistem penunjang antar pendidik PAUD, karena di jenjang PAUD tidak bisa hanya belajar melalui buku saja, melainkan suatu proses ilmiah di mana guru-gurunya harus bereksperimen dan mencoba hal-hal yang lebih inovatif.
“Selama ini kita suka menentukan anak itu harusnya baca apa, padahal sebenarnya paradigma yang lebih penting adalah bagaimana cara agar anak itu mencintai membaca. Jadi sebenarnya harus child driven. Anak harus ditanya ingin baca buku-buku mengenai apa? Mengenai karakter-karakter favorit mereka, superhero favorit mereka, komik-komik favorit mereka,” imbuh Nadiem.
Apapun formatnya, menurut menteri yang baru beberapa bulan memimpin sektor pendidikan tanah air itu, yang paling utama adalah anak cinta membaca buku. Jika anak belum bisa membaca, diajak untuk membalikkan halaman-halaman buku sembari dibantu membacakan. Yang penting merek bisa mengikuti gambar-gambar yang dia sukai.
“Paradigmanya dulu yang diubah. Jadi literasi bukanlah tantangan untuk membaca dalam arti gramatika kebenaran membaca, menulis dan lain-lain. Melainkan bagaimana agar setiap anak mencintai buku,” jelas Mendikbud.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas), Harris Iskandar, mengungkapkan bahwa kebijakan Mendikbud yang sudah disosialisasikan yaitu Merdeka Belajar dan Guru Penggerak menjadi inspirasi dan pencerahan bagi para pendidik.
“Pendidik PAUD itu belum tentu semua guru penggerak. Jadi, yang namanya guru penggerak itu adalah guru yang memang ingin memperbaiki keadaan tanpa disuruh pemerintah maupun atasan. Mereka memiliki inisiatif untuk memberikan nasihat, saran-saran kepada guru-guru lainnya untuk lebih baik. Guru penggerak itu di atas yang memiliki passion-nya, jadi berdaya atau empower. Guru sudah berdaya itu sudah melakukan inisiatif aktif untuk melakukan perbaikan-perbaikan,” kata Harris.
PAUD KM ‘0’ Kemendikbud, sebelumnya bernama Taman Penitipan Anak (TPA) Mekar Asih. Berdiri pada tahun 1995. PAUD itu dikelola oleh Yayasan Bakti Idhata di bawah naungan Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud. PAUD KM ‘0’ memiliki ruang-ruang kelas yang disesuaikan dengan usia anak. Ada ruangan untuk bayi, usia 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-5 tahun, dan 5-6 tahun. Di setiap kelas tersebut, disediakan berbagai fasilitas yang memang diperlukan bagi tumbuh kembang anak sesuai usia mereka. (SP)