WPdotCOM, Jakarta — Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG), sepanjang tahun 2019, setidaknya 11.573 gempa mengguncang wilayah Indonesia.
Jumlah kejadian itu menurun dibanding 2018 lalu, di mana tercatat 11.920 kejadian. Sebanyak 17 kali gempa bumi di tahun ini, dinyatakan timbulkan kerusakan.
Menurut catatan yang ada, ke-17 gempa merusak itu adalah, gempa Morotai pada tanggal 16 Januari 2019 (M5,3), gempa Solok Selatan 28 Februari 2019 (M5,6), gempa Lombok pada 17 Maret 2019 (M 5,4) gempa Sumenep tanggal 2 April 2019 (M 5,0), gempa Banggai di tanggal 12 April 2019 (M 6,9), dan gempa Maluku pada 7 Juni 2019 (M 7,0). Selanjutnya gempa di Sarmi Papua tanggal 20 Juni 2019 (M 6,2), gempa Banda 24 Juni 2019 (M 7,4), gempa Mamberamo Papua tanggal 24 Juni 2019 (M 6,1), gempa Sumbawa 13 Juli 2019 (M 5,3), serta gempa Labuha Halmahera Selatan 14 Juli 2019 (M 7,2), gempa Banten 2 Agustus 2019 (M 6,9), gempa Bali 13 Agustus 2019 (M 5,0), gempa Gunung Salak 23 Agustus 2019 (M 4,0), gempa Ambon 26 September 2019 (M 6,5), gempa Ambon 10 Oktober 2019 (M 5,2), dan gempa Maluku 14 November 2019 (M 7,1).
Menurut Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam rilisnya Jumat lalu, aktivitas gempa selama 2019 dengan magnitudo di atas Magnitudo 5,0 terjadi 344 kali, sedangkan dengan kekuatan kurang dari M5,0 terjadi 11.229 kali. Artinya, sepanjang tahun ini gempa berkekuatan di bawah Magnitudo 5,0 mendominasi. Dan dari jumlah yang ada, sebanyak 1.107 kali gempa yang dirasakan oleh masyarakat.
Daryon menyampaikan, wilayah paling aktif seismisitas atau peta aktivitas gempa bumi sepanjang 2019 terdapat di wilayah Nias, Lombok-Sumba, Laut Maluku Utara, Laut Banda, Ambon, dan Sarmi-Memberamo. (SP/BMKG)