
WPdotCOM — Banyak orang terkecoh dengan jenis tanaman satu ini. Tanaman berwarna merah darah dengan struktur umbi menyamai bawang merah, bagi sebagian masyarakat disebut bawang hutan. Sebutan itu karena tidak ada informasi yang jelas sejak dahulu tentang kegunaan tanaman jenis ini. Di beberapa daerah, tanaman ini dibiarkan tumbuh liar begitu saja.
Banyak pula nama diberikan masyarakat untuk tumbuhan berdaun panjang dengan tulang daun yang cukup kentara ini. Sebagian masyarakat mengenalnya dengan nama Bawang Dayak, hal ini mungkin karena dari daerah Kalimanlah tumbuhan ini dikenal lebih dulu. Di masyarakat Sumatera dan daerah Melayu, sebutan untuk nama tumbuhan ini juga beragam. Ada yang menyebutnya dengan Bawang Obat, Bawang Hutan, Bawang Mekah, Bawang Berlian dan lainnya.
Eleutherine Americana atau Eleutherine Palmifolia, begitu nama latinnya. Tumbuhan dengan struktur umbi yang sedikit tebal dengan lapisan persis sama dengan bawang merah ini, banyak ditemui di daerah dengan ketinggian 600-2000 meter di atas permukaan laut. Tanamannya sendiri memiliki ciri daun berbentuk pita sepanjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm mirip palem dengan tulang daun sejajar. Bunga berwarna putih dengan kelopak berjumlah lima.
Namun, belum banyak masyarakat yang mengenal dan mengetahui kegunaan serta khasiat bawang jenis ini. Di daerah-daerah Sumatera, masih banyak ditemukan bawang ini tumbuh liar tanpa dirawat. Di halaman, di pinggir sawah atau kebun, bawang ini tumbuh begitu saja secara sporadis.
Diketahui, ternyata Bawang Berlian ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan senyawa aktif dalam bawang ini sangat lengkap, sehingga sangat wajar khasiatnya banyak. Senyawa aktif tersebut meliputi alkaloid, steroid, glikosida, flavonoid, fenolik, tanin, dan saponin. Salah satu dari senyawa ini, yaitu flavonoid diyakini dalam ilmu kedokteran sebagai antikanker, antiviral, anti-inflamasi, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, serta penangkap radikal bebas. Kekuatan aktivitas antioksidan senyawa flavonoid tergantung pada jumlah dan posisi dari gugus OH dalam molekul flavonoid. Semakin banyak gugus OH, aktivitas antiradikalnya semakin tinggi.
Beberapa penelitian dan pengujian telah dilakukan untuk membuktikan khasiat bawang Berlian ini. Diantaranya oleh Fakultas Farmasi ITB Bandung yang mengkaji pengaruh pengolahan simplisia terhadap kandungan metabolit utama bawang berlian.
Sementara itu, hasil penelitian Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Bawang Berlian pada penelitian tersebut dinyatakan memiliki kandungan elecanacine, eleutherol, eletherine, eleuthernone. Semua kandungan yang terdapat pada Bawang Berlian ini, ternyata sangat dibutuhkan sebagai senyawa farmakologis.
Untuk konsumsi kesehatan, Bawang Berlian dapat digunakan langsung secara segar atau dikeringkan. Guna mendapatkan khasiat maksimal, sebaiknya bawang dayak diperoleh ketika pertumbuhannya mencapai puncak vegetatif, yaitu ketika baru muncul kuncup bunga.
Bawang Berlian dan Pengobatan Diabetes
Seiring terjadinya peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat, jumlah penderita diabetes mellitus kian meningkat. Hal itu dipicu dengan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan yang makin beragam dengan cara memasak yang turut berkembang pula. Selain bersifat keturunan, penyakit diabetes merupakan ‘ibu’ dari segala penyakit. Seorang penderi ta diabetes akan terjangkit penyakit-penyakit lain yang muncul karena kadar gula darah tidak stabil dalam tubuh.
Diabetes sendiri, merupakan penyakit yang bersifat kronis, yang terjadi disebabkan kurangnya produksi insulin dalam tubuh oleh pankreas. Penyakit yang berhubungan langsung dengan metabolisme karbihidrat dalam tubuh, ditandai dengan meningkatnya konsentrasi glukosa dalam darah.
Bagi penderita diabetes, resiko terganggunya stabilitas tubuh sangat tinggi, bahkan kematian seperti tengah menunggu dalam waktu cepat. Banyak kasus para penderita diabetes yang tidak tertangani dengan baik, terenggut nyawanya sebelum menemukan pengobatan yang tepat.
Bagi masyarakat Indonesia, konsumsi obat-obatan medis menjadi pilihan untuk mengontrol kadar gula darah. Namun dengan semakin majunya ilmu pengetahu-an medis serta model pengobatan berbasis herbal, maka banyak cara untuk menyelamatkan penderita diabetes. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi Bawang Berlian dengan segala kandungan kimia alamiahnya.
Pada berbagai referensi Buku Tanaman Obat Indonesia disebutkan bahwa kandungan Bawang Berlian ini meliputi Polifenol, Tanin, Alkaloid, Saponin, Triterpenoid, Stroid, Glikosida, Fenolik dan Flavonoid (kandungan senyawa lainnya masih dalam penelitian). Sudah sejak lama bawang berlian dimanfaatkan sebagai obat aneka penyakit oleh sebagian masyarakat. Meskipun demikian, studi mengenai manfaat bawang dayak untuk kesehatan masih belum banyak dilakukan.
Selain senyawa kimia yang dapat mengobati berbagai penyakit seperti kanker, asam urat, asma, jantung dan sebagainya, Bawang Berlian kini tengah digandrungi sebagai penetralisir kandungan gula darah sebagai penyebab penyakit diabetes. Kandungan senyawa Alisin-nya, memiliki fungsi menurunkan tekanan darah serta mengurangi kekentalan darah. Tekanan dan kekentalan yang distabilkan oleh senyawa Alisin yang terdapat dalam Bawang Berlian, serta merta mengontrol kandungan glukosa dalam darah itu sendiri.
Mengolah Bawang Berlian
Mengonsumsi Bawang Berlian tentunya sama dengan cara mengonsumsi obat medis, walaupun dari dosis dan kadarnya tidak terlalu ketat. Untuk memperoleh faedah senyawa aktif dalam Bawang Belian, cukup gunakan pelarut air. Caranya dengan menyeduh irisan satu siung (30 gram) bawang berlian menggunakan segelas air panas, atau memanaskan dengan api kecil tapi tidak sampai mendidih.
Cara lain mengonsumsinya adalah mengolah bawang berlian tersebut menjadi serbuk. Dengan dijadikan serbuk, senyawa masih menyerupai aslinya, tidak terjadi degradasi kandungan senyawa aktinya. Untuk membuat serbuk, cuci umbi segar, iris tipis 3 mm, kemudian keringkan. Pengeringan bisa menggunakan oven dengan suhu maksimal 400C hingga kadar air kurang dari 10%. Atau cukup keringkan dengan menganginkan irisan bawang berlian di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Selanjutnya giling irisan kering itu menjadi serbuk. Selanjutnya seduh atau rebus. Seduhan atau rebusan yang berwarna merah ini dapat diminum secara teratur setiap hari. (*)
