WPdotCOM — Literasi merupakan kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah dalam ruang lingkup tertentu.
Menurut Unesco, pemahaman seseorang mengenal literasi akan dipengaruhi oleh kompetensi bidang akademik, konteks nasional, institusi, nilai-nilai budaya serta pengalaman.
Mengapa literasi itu penting? Seperti yang diketahui, perkembangan zaman tidak hanya menuntut manusia untuk menjadi pasif, yang terpaku kepada satu keahlian, namun dituntut untuk terus berkembang. Diiringi dengan skill dan kreatifitas masing-masing yang dimiliki, baik di unit terkecil hingga unit terbesar.
Sama halnya seperti siswa di setiap sekolah, gerakan literasi sekolah (GLS) menjadi wadah bagi siswa untuk membuka setiap jendela yang belum pernah mereka buka sebelumnya, terutama dalam ruang lingkup membaca dan menulis.
Namun, realitanya mayoritas siswa memiliki tingkat kesadaran yang rendah akan pentingnya literasi. Di sisi lain, siswa yang aktif dalam kegiatan berbau literasi, cenderung memiliki skill yang lebih terasah baik di bidang kepenulisan, keterampilan membaca, kemampuan berpikir kritis hingga public speaking.
“Penulis tidak akan pernah mati” Kalimat tersebut menggambarkan keberadaan para penulis. Walaupun kelak seorang penulis tutup usia, namun karyanya tidak akan ikut terkubur bersamanya. Karyanya akan tetap hidup dan menjadi sejarah utuh dalam litetatur dunia.
Walaupun setiap penulis memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, namun pasti memiliki prinsip yang sama, di mana setiap karyanya adalah hal terbaik bagi dirinya. Dan kadar pemaknaan setiap kata para pencipta, tidak boleh dinilai dari satu sudut pandang. Karena pada hakikatnya tidak ada karya yang tidak indah, setiap karya pastilah memiliki nilai estetika tersendiri.
Sekarang, faktor apa lagi yang menghambat kita untuk berkembang dan berkecimpung dalam dunia literasi? Mulailah dari hal-hal terkecil hingga menjadi suatu acuan dalam hidup untuk terus melangkah. Sesuatu yang besar tentu berasal dari hal-hal kecil yang membangunnya.
Dengan menulis, kita dapat mengungkapkan ekspresi jiwa, bebas tanpa ada batasan. Jadikan literasi sebagai kerangka jiwa, dengan begitu tak ada yang akan mampu menenggelamkan berbagai tekad dan semangat.
Penulis: Key-Ko an-Najibah (Siswa SMA Negeri 2 Padangpanjang)
Penulis tidak akan pernah mati dan rasa cinta akan tetap sampai pada ilahi.
Mantep 😊