WPdotCOM, Kab. Lembata – Selalu ada kegiatan mulia di tengah mewabahnya Covid-19 yang menjangkiti warga di Nusantara. Kegiatan di Taman Daun di Lembata salah satunya.
Taman Daun adalah nama sebuah Taman Bacaan Masyatakat di kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Didirikan sejak tahun 1980-an oleh Goris Batafor. Di masa Pandemi Cobid-19, Taman Daun melalui salah satu relawannya yang militan John S. Batafor menginisiasi kegiatan sosial dengan mengumpulkan para pemuda yang sering nongkrong di pinggir jalan kompleks dengan satu dua pekerjaan dengan misi sosial yang amat mulia.
Bukan kali ini saja. Dua minggu sebelumnya, komunitas ini membuat sekitar 800-an wadah cuci tangan dan membagikannya secara gratis. Bukan hanya kepada masyarakat umum, tetapi juga rumah sakit. Prioritas mereka adalah masyarakat tak mampu juga anggota masyarakat yang memiliki tempat layanan seperti kios, toko, bahkan bank.
Selasa kemarin (14/4), Komunitas ini kembali mewujudkan solidaritasnya dengan melanjutkan pembagian 1000 masker secara gratis kepada masyarakat di kota Lewoleba. Salah satu titik yang menjadi lokasi pembagian adalah pasar Pada. Di tempat ini, John S. Batafor bersama para relawan Taman Daun lainnya membagi 200 masker gratis kepada para pedagang Pasar.
Menurut John S. Batafor, masker yang mereka bagikan itu dijahit sendiri oleh relawan Taman Daun. Mereka adalah Ancis Lokang, Tato Liman, Pedro Papang, Iron Sene, Aris, Galang Tahir dan Kerlos. Kurang lebih 500 masker yang mereka bagikan untuk warga di Kota Lewoleba sehari sebelumnya.
“Ada sekitar 1.000 masker yang siap kami bagikan kepada masyarakat,” ujar John S. Batafor selaku Koordinator Relawan Taman Daun kepada Warta Pendidikan.
Masyarakat yang berkesempatan mendapatkan masker gratis ini, menyambut dengan antusias kedatangan koordinator dan para relawan Taman Daun. Ibu-ibu penjual ikan dan sayur di pasar Pada, salah satu pasar terbesar di pusat kota Lewoleba, langsung mengenakan masker tersebut dengan rasa bahagia terpancar di wajah mereka. Warga yang turun dari kampung-kampung untuk menjajakan barang dagangannya di pasar Pada pun kecipratan rejeki masker gratis.
“Kami kesulitan mendapatkan masker. Padahal kami sangat khawatir dengan penyebaran virus yang saat ini sedang melanda negara kita,” ujar Fatima, salah seorang penjual ikan.
Sementara itu pedagang lainnya, Tildis yang setiap hari menghabiskan waktunya dengan menjual sayur di pasar Pada mengatakan, “Terus terang kami sehari-hari bekerja di sini sangat panik. Syukur hari ini kami bisa didatangi relawan Taman Daun yang membagikan masker gratis kepada kami.”
Masyarakat juga keluhkan ketersediaan masker di kios, apotik, dan toko. Kalau pun tersedia, kualitasnya kurang bagus sehingga cepat rusak dan mudah sobek. Padahal harganya mencapai belasan ribu rupiah.
“Kami sangat prihatin karena penyakit ini tidak sekedar wabah, tetapi sudah menjadi pandemi karena menyebar di seluruh dunia. Jika masyarakat tidak waspada, maka akan mudah terpapar, tertular Covid-19. Apalagi para penjual sehari-hari berinteraksi dengan pembeli tanpa masker pengaman,” ujar John Batafor di sela-sela pembagian masker.
Menurut John, sekitar 1.000 masker yang telah dibagikan timnya ke posko Covid-19 di desa Pada yang masih bersebelahan dengan pasar rakyat Pada. Baginya, pembagian masker dan wadah cuci tangan gratis yang mereka lakukan, merupakan salah satu wujud kepedulian dan sebagai salah satu cara pencegahan sekaligus memutus mata rantai Covid-19.
Kain yang digunakan untuk membuat masker menurut John, disumbangkan oleh dua warga kota Lewoleba berukuran 30 meter. Sementara sisanya ditanggung oleh Koordinator relawan John S. Batafor dengan dana pribadinya. Mereka terus berusaha untuk menjahit lebih banyak masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, sekian banyak masker yang dibagikan ini, pasti tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. Sambil melakukan aktifitas sebagai relawan, mereka juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Covid-19.
Reporter: Albertus Muda