PUKAT dan Pemuda Katolik Peduli Kasih untuk Masyarakat dan Rumah Sakit

Berita Daerah120 Dilihat

WPdotCOM, Kab. Lembata — Pandemi Covid-19 menyita perhatian banyak pihak. Tidak hanya menjadi perhatian pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten, tetapi juga kecamatan, kelurahan bahkan hingga ke desa. Semua diinstruksikan untuk mengalokasikan dana untuk penanganan wabah ini.

Tak ketinggalan komunitas-komunitas dan kelompok-kelompok relawan, juga organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan yang dengan cara dan strategi, serta polanya masing-masing, ikut berandil sesuai apa yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan alat pelindung diri, alat yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini.

Kepada masyarakat, badan kesehatan dunia WHO telah merekomendasikan agar selalu mengenakan masker kemanapun bepergian. Sementara itu, pemerintah Indonesia juga menghimbau masyarakat agar tetap cuci tangan, menghindari keramaian, tetap menjaga jarak juga menjaga stamina tubuh dan tetap menggunakan masker jika keluar rumah.

Menyadari akan fungsi dan kegunaan masker sebagai APD, yang kini paling banyak diperlukan sedangkan ketersediaanya yang terbatas dan harganya mahal, sehingga banyak warga miskin yang sulit mendapatkannya. Maka Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT) Kabupaten Lembata dan Pemuda Katolik (PK), tergerak untuk membantu masyarakat dalam situasi sulit dan genting ini.

Anton da Costa Rao, Ketua PUKAT Kabupaten Lembata saat diwawancarai mengatakan, langkah awal yang mereka lakukan adalah berdiskusi dengan beberapa sahabat yang dipandang tokoh. Bertolak dari hasil diskusi itu menurutnya, dibentuklah satu kelompok kecil yang terdiri dari teman-teman tokoh tersebut dan membentuk satu grup.

Menurutnya, dari diskusi yang dibangun, akhirnya mereka menyatukan pemikiran untuk melakukan suatu hal yang dipandang positif, demi memenuhi kebutuhan sesama anggota masyarakat di Lewoleba dan sekitarnya selama pandemi Covid-19.

“Dalam kesempatan diskusi, kami akhirnya memutuskan untuk membuat pengadaan masker dengan dana dari kantong masing-masing.  Karena APD yang paling banyak dan perlu dipersiapkan salah satunya adalah masker,” ujarnya penuh semangat.

Menurutnya, pembagian masker itu diprioritaskan kepada masyarakat umum pada titik-titik di mana para tokoh tersebut berdomisili.  Pengusaha energik ini mengatakan, atas masukan dari ketujuh tokoh tadi maka pada Minggu, (19/4) lokus pembagian masker mereka fokuskan pada RT-RT di mana para tokoh yang menyumbang, karena ketersediaan masker sangat terbatas.

Lebih lanjut menurutnya, mungkin orang lain melihat tidak seberapa. Tetapi nilai yang ada di dalamnya sangat tinggi, karena pembagian sejalan dengan situasi yang sangat mendesak masyarakat untuk memiliki sarana ini dan juga demi kemanusiaan.

Menurut Anton, PUKAT Lembata juga mendapat kiriman gaun medis dari PUKAT pusat berjumlah 150 buah. Pada Kamis, (23/4) 150 gaun medis tersebut dibagikan ke tiga rumah sakit yakni RS Damian, RS Bukit, dan RSUD Lembata, masing-masing 50 buah gaun medis. Bantuan APD tentunya diberikan secara bertahap sehingga kita akan menunggu pengiriman bantuan berikutnya sesuai data yang kita kirimkan dari daerah.

“Ada juga donasi dari Ibu Deby, seorang donatur yang saat ini berdomisili di Jakarta. Ia menyumbangkan kaca mata google dan juga gaun medis berjumlah 25 buah, sehingga pada Sabtu, (25/4) 20 buah gaun medis disumbangkan ke Puskesmas Lewoleba sebagai puskesmas rujukan. Sedangkan 5 buah yang lainnya didonasikan ke salah satu klinik di kecamatan Wulandoni. Sedangkan kaca mata googlenya disumbangkan ke RS. Bukit Lewoleba” ujar Anton menerangkan.

Selanjutnya, Herriyanto Wijaya, SH., M.Kn, Ketua Pemuda Katolik Kabupaten Lembata menuturkan, dalam membantu penanganan covid-19, PUKAT dan Pemuda Katolik (PK) bergerak bersama karena didasarkan pada ajaran Katolik, yakni kasih yang menjadi rohnya.

Menurutnya, Covid-19 tidak hanya dirasakan secara langsung oleh para penderita, tetapi efek yang ditimbulkan begitu besar. Sebagai manusia, tentu kita semua harus bergerak karena Gereja sebagai institusi, sudah mengambil sikap. Bahkan tahun ini seluruh aktivitas keagamaan dihentikan, artinya Gereja mengajak kita semua untuk peduli dengan pandemi Covid-19.

Ia mengungkapkan, apa yang kita buat mesti tetap berpatokan pada upaya pencegahan yang dibagi dalam dua skala, yaitu pencegahan di masyarakat itu sendiri yakni dilakukan melakukan pembagian masker. Selain itu kita juga fokus ke petugas medis, karena mereka adalah garda terdepan.

“Bagaimana jika garda terdepan itu sakit. Petugas medis kita harapkan supaya tidak boleh sakit,” ujarnya tegas.

Lebih jauh Herriyanto menuturkan, PUKAT dan PK secara nasional serentak menjalankan misinya. Kalau di PK, angkat satu saudara berlaku di seluruh Indonesia. Di beberapa kabupaten teman-teman sudah melakukan aksi.

“Saya pikir kalau hanya kita yang bergerak sendiri, saya rasa tidak cukup. Untuk itu kita publisitaskan sebagai bagian dari upaya kita mengampanyekan karena pandemi ini merupakan masalah kita bersama, masalah umat manusia,” ucapnya menegaskan.

Anton da Costa Rao (pertama dari kiri) dan Herriyanto Wijaya (pertama dari kanan) berpose bersama petugas medis di Puskesmas Rujukan Lewoleba-Lembata-NTT

Terkait masker Herryanto mengatakan, kita melakukan penggalangan untuk membeli masker jadi sekitar 2000-an helai masker. Tahap kedua yang sedang kita pesan juga kurang lebih berjumlah 2000-an masker. Ia mengatakan, dengan keterbatasan armada dimana dengan penutupan armada laut dan udara membuat para relawan mengalami kesulitan. Oleh karena itu ia menuturkan, PUKAT dan PK menggandeng ALEGRA (sanggar Seni di Lewoleba-Lembata) untuk menjahit masker sambil menunggu yang pabrikan datang.

Terkait pembagian, Herryanto menyampaikan, kita bagi di beberapa wilayah yang barangkali tidak mencakup semua tetapi kita jangkau yang kita bisa bagi seperti di Kota Baru, RT 003/RW 002, Lamahora area Panti Asuhan Eugene Smith dan lingkungan sekitar, kelurahan Lewoleba, Walamkeam dan rencana di Lusikawak juga akan kita bagikan.

Herriyanto juga mengisahkan, relawan ALEGRA juga menyisir sampai wilayah pedesaan seperti di kecamatan Ile Ape dan Nagawutung khususnya di Loang.

“Hanya di beberapa desa yang dapat kita jangkau karena kita kekurangan sarana dan prasarana,” kisahnya.

Ia menyebutkan, kegiatan Pemuda Katolik yang pernah dilakukan dua minggu sebelumnya yakni membagikan alat pelindung diri meliputi puskesmas Loang, Camat Lebatukan, RSUD, Desa Napasabok, Ile Kimok, Tapobali, Warawatung, Ataili, PKM Wulandoni, PKM Lewoleba. Selain itu menurutnya, ada pembagian tong cuci tangan, APD dan minuman nutrisi ke RSUD juga pembagian masker ke paroki Pada dan kelurahan Lewoleba Utara.

Herriyanto Wijaya (tiga dari kiri) bersama relawan ALEGRA Lembata berpose bersama warga Kelurahan Lewoleba Utara

Menurutnya sebagai relawan, cukup terharu karena respon yang sanhgat bagus. Ternyata Covid-19 membuat masyarakat ketar-ketir. Masyarakat masih mengharapkan bantuan kita, meski keterbatasan armada laut tetapi pihaknya tetap berusaha untuk mendatangkan sarana masker karena cara pencegahan yang dipandangnya cukup murah adalah masker.

Saat ditanya oleh petugas medis tentang harapannya kepada petugas kesehatan, Herriyanto menyatakan harapannya dengan lantang, petugas medis tidak boleh sakit. Ia mengatakan, memang masih ada banyak hal yang ingin mereka lakukan tetapi selalu saja mengalami keterbatasan.

“Teman-teman komunitas di Lembata juga sangat aktif. Mudah-mudahan bisa menggerakkan kelompok lainnya,” puji pria yang akrab disapa ako Hery ini.

Ia pun berpesan, masyarakat tidak boleh panik karena badai pasti berlalu maka masyarakat mesti tetap mematuhi anjuran pemerintah. Lebih lanjut ia berpesan, teman-teman maupun instansi yang menerima bantuan, jangan hanya terima tetapi harus digunakan sesuai dengan petunjuk agar tidak mubasir. Ia memberi kesaksian bahwa banyak yang pakai masker tetapi ketika berbicara maskernya dibuka mungkin karena tidak terbiasa.

“Saya sangat berharap sebelum menjaga orang lain, kita mesti menjaga diri kita masing-masing dengan memakai alat pelindung diri yang sudah didapat dan kepada petugas medis tetap semangat. Saya yakin bahwa semua yang kita lakukan ini merupakan misi kemanusiaan, maka Allah pasti menyertai kita. Semoga badai cepat berlalu,” pungkasnya.

Sementara itu, dokter Geryl Huar Noning, Ketua Yayasan Papa Miskin yang menerima langsung sumbangan pelindung mata (google) dan gaun medis menyatakan rasa syukur dan terima kasih karena di tengah kekurangan dan keterbatasan ketersediaan alat pelindung diri (APD) ternyata PUKAT masih memiliki kepedulian kepada RS. Bukit yang berada di bawah naungan Yayasan Papa Miskin.

Reporter: Albertus Muda

Blibli.com
Blibli.com

Tinggalkan Balasan