WPdotCOM, Kupang — Wabah Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Tidak saja menular di kota-kota besar, tetapi sudah sampai dan menjangkau pelosok-pelosok desa.
Pergerakan orang yang masih terus berlangsung dari satu daerah ke daerah lain, dari kota ke desa, dari daerah zona merah ke daerah zona hijau, memungkinkan semakin cepat penularan Covid-19. Demikian dikatakan, Fary Dj. Francis, Ketua Pengurus Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA).
Menurut Fary Francis, mata rantai penularan Covid-19 semakin panjang. Menjangkau banyak orang, melewati batas-batas administrasi wilayah dan negara, menerobos hingga ke titik-titik batas geografis.
Oleh karena itu ia menegaskan, tanpa upaya-upaya pencegahan dan penanganan yang serius, baik melalui sosialisasi yang terus-menerus maupun melalui penyediaan fasilitas pengaman yang memadai, tidak kita pungkiri Covid-19 ini akan terus merenggut korban.
Fary menilai, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah sudah cukup membantu pencegahan dan penanganan Covid-19. Hal itu menurutnya dapat dilihat melalui upaya pemerintah yang tidak saja mengimbau dan membuat kebijakan, tetapi juga dalam aksi nyata telah membantu serta menyumbang alat pelindung diri (APD) bagi rumah-rumah sakit pemerintah dan para tenaga medis yang menjadi garda terdepan menghadapi Covid-19 ini.
Namun, katanya lagi, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Butuh dukungan dan partisipasi berbagai elemen masyarakat. “Kami dari GEKIRA pun ikut ambil bagian untuk bersama pemerintah dan elemen masyarakat lainnya memutus mata rantai penyebaran covid-19,” ungkapnya.
Mantan anggota DPR RI Dapil NTT 2 dari Partai Gerindra ini mengatakan, melalui gerakan GEKIRA berbagi Kasih, pihaknya melihat ada segmen-segmen sosial kemasyarakatan tertentu yang harus dibantu karena kehadiran, tugas dan tanggung jawab mereka yang cukup besar dan strategis dalam memerangi dan mencegah penularan Covid-19. Saat ini GEKIRA memfokuskan aksi berbagi kasih dengan lokus pada klinik-klinik yang berada di daerah perbatasan. Daerah itu dipilih karena selama ini perhatian pemerintah dalam hal bantuan APD masih masih terfokus di rumah-rumah sakit pemerintah yang berada di kota.
Lebih lanjut menurutnya, hal itu pun belum maksimal. “Kita bisa bayangkan, bagaimana dengan klinik-klinik kesehatan di wilayah perbatasan. Fasilitas kesehatan berada di desa, yang kesehariannya mudah dijangkau oleh masyarakat di desa,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Isidorus Lilijawa, mantan anggota DPRD Kota Kupang memaparkan data kunjungan mereka ke beberapa tempat selama bulan April ini. Ia mengisahkan, tiga hari yang lalu tepatnya Senin, (27/4) Tim GEKIRA menyambangi puskesmas Nekamese Kabupaten Kupang dan Posko Covid-19 desa Oelomin Kabupaten Kupang.
Dalam kesempatan kunjungan itu menurutnya, Tim GEKIRA berbagi dengan menyumbangkan beberapa alat pelindung diri (APD) seperti baju hazmat (gaun medis-red), face shield (pelindung wajah-red) dan masker, juga ember dan sabun cuci tangan.
Pada hari yang sama, di wilayah Kabupaten Belu, tenaga ahli Fraksi Gerindra MPR RI (2019-2024) ini mengatakan, GEKIRA memberikan sumbangan untuk klinik kesehatan Susteran KYM Fatubenao Atambua, klinik kesehatan Susteran PI di Lolowa Atambua dan puskesmas Haliwen Atambua.
Tidak hanya sampai di situ, GEKIRA NTT pada hari berikutnya, Selasa (28/4) memberikan santunan untuk klinik kesehatan Ume Manekan di Soe, TTS dan RS. Marianum di Halilulik Atambua. Menurutnya, esok Kamis, (30/4) Tim GEKIRA akan melanjutkan kunjungan ke klinik kesehatan Susteran PI di Maubesi, Timor Tengah Utara.
Sekretaris DPC Gerindra Kota Kupang ini juga mengatakan, tidak hanya klinik dan rumah sakit yang mereka datangi untuk berbagi tetapi juga kelompok-kelompok rentan di masyarakat seperti panti asuhan. Ia menuturkan, penghuni panti memang ruang geraknya terbatas. Akan tetapi menurutnya, para pendamping dan pengasuh selalu keluar panti untuk mengurusi kebutuhan warga panti.
Kondisi seperti ini menurut Ketua Bidang Empat Pilar Kebangsaan PP GEKIRA, para pendamping dan pengasuh mesti dibekali masker dan hand sanitizer supaya kebersihan di lingkungan mereka terjaga dan penularan covid-19 tidak menjangkau kelompok-kelompok rentan ini. Empat hari yang lalu tepatnya Minggu, (26/4), penulis buku Filsafat Bola ini menuturkan, Tim GEKIRA telah mendonasi masker, ember dan sabun cuci tangan serta sembako untuk panti asuhan Syalom di Kota Kupang dan panti asuhan Bakti Luhur Alma di Baumata Kabupaten Kupang.
Sementara itu, Rabu, (29/4), Tim GEKIRA melanjutkan pembagian sembako, masker juga ember dan sabun cuci tangan untuk panti asuhan Ume Manekan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Utara. Esok, Kamis, (30/4), Tim GEKIRA akan mengunjungi panti asuhan SLB di Kefamenanu Timor Tengah Utara untuk memberikan sumbangan.
Di akhir wawancara dengan media ini, Fary Francys, Mantan Ketua Komisi V DPR RI sekaligus Ketua DPP dan anggota Dewan Pembina Partai Gerindra saat ini mengatakan, melawan dan memutus rantai penyebaran covid-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Menurutnya, GEKIRA sebagai elemen peduli bangsa hadir untuk berbagi energi positif, pemikiran, motivasi dan dukungan material kepada anak-anak bangsa yang menjadi korban dan rentan menjadi korban Covid-19. Perlu diketahui bahwa GEKIRA juga berbagi kasih di sumatera Utara dan Sulawesi Utara.
“Dalam suasana dan semangat Paskah, kiranya gerakan berbagi Kasih ini dapat melahirkan spirit bersama untuk bangkit melawan Covid-19, sekaligus membangkitkan harapan bagi para pengelola klinik kesehatan dan Rumah Sakit serta kelompok rentan bahwa covid-19 dapat dicegah dan ditangkal dengan semangat berbela rasa, pengorbanan dan kebangkitan dari situasi sulit ini,” pungkasnya.
Pewarta: Albertus Muda