Ketum PGRI: ‘Perubahan Begitu Cepat, Didorong Tanggungjawab, Komitmen, dan Dedikasi Sebagai Guru’

Berita Nasional119 Dilihat

WPdotCOM, Jakarta — “Pandemi ini juga menyadarkan kita agar terus adaptif terhadap perubahan, dan mau belajar dalam situasi apa pun sehingga pendidikan dapat terus berjalan dengan baik.”

Hal ini disampaikan Ketua Umum PGRI Prof. Unifah Rosyidi dalam pembukaan seri webinar dan workshop pada Hari Pendidikan Nasional (2/5) kemarin. Rencananya seri webinar akan berlangsung hingga 20 Mei 2020 mendatang.

“Pilihan waktu ini mengandung pesan penting bagi kita semua, meski sebagai bangsa tengah didera Covid-19, tetapi sedikitpun tidak menyurutkan kita untuk terus belajar, berikhtiar, terbuka, beradaptasi dengan perubahan,dan tetap bersemangat mempelajari hal-hal baru,” ujarnya lebih tegas.

Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan, PGRI mengharapkan agar pendidikan Indonesia segera memiliki cetak biru pendidikan nasional, yang dilandasi penekanan bahwa pendidikan sebagai upaya mempersiapkan peserta didik sebagai warga global.

“Selain itu, dalam pendidikan di Indonesia, perlu ditanamkan pula pemahaman tentang kultur ke-Indonesiaan, keberagaman, sehingga peserta didik tumbuh menjadi warganegara yang baik dan produktif,” imbuhnya.

Katanya lagi, PGRI mengharapkan agar pemerintah terus memperhatikan tata kelola guru terutama dalam hal kekurangan guru yang terjadi hampir di semua daerah. Dan segera menyelesaikan pengangkatan guru honorer K2 yang telah lulus PPPK tahun 2019 mengingat usia dan pengabdian mereka yang begitu panjang bagi dunia pendidikan di tanah air.

Di sisi lain katanya,  pendidikan Indonesia akan memasuki keadaan new normal. Di mana kebiasaan lama dalam melaksanakan pendidikan tidak bisa menjadi patokan. Karena perubahan dunia yang begitu cepat. Maka untuk itu didorong tanggung jawab, komitmen, dedikasi sebagai guru dan dosen sebagai pendidik. Teknologi pembelajaran yang semula dirasakan sulit, kini kita belajar bersama mengakrabinya. Menurutnya, dengan teknologi kita dapat berinovasi dengan beragam cara. Bagi guru yang berada di daerah 3T, dengan segala keterbatasannya mereka dapat berimprovisasi, melakukan inovasi dengan memanfaatkan fasilitas sekedarnya agar tetap bisa melayani anak didik.

“Inilah momentum. Pandemi Covid-19 kita jadikan momentum untuk bangkit bersatu, belajar bersama, tertib bersama, dan bergerak bersama melawan Corona. Melawan kemalasan, melawan ketertinggalan, melawan hal yang semula dirasa tidak mungkin menjadi mungkin,” ujarnya. (red/ist)

Blibli.com
Blibli.com

Tinggalkan Balasan