WPdotCOM, Kupang — “Mendidik anak-anak untuk memiliki kepekaan dan kepedulian kepada orang lain yang sedang berada dalam situasi terjepit dan terisolasi, mesti bertolak dari pengalaman hidup nyata yang telah diaplikasikan oleh sang pendidik.”
Guru yang sejatinya digugu dan ditiru, mesti melakukannya terlebih dulu apa yang hendak diajarkan atau dikisahkannya kepada peserta didik atau kepada orang-orang yang dijumpainya. Paling banter, guru harus mengajarkan apa yang berasal dari dirinya agar yang diajarkannya benar-benar menyentuh kedalaman rasa anak-anak.
Demikian dikatakan Beny Mauko, S.Pd., M.Hum, Ketua Forum Peduli Martabat Guru (FPMG) Provinsi NTT ketika dihubungi Warta Pendidikan melalui telpon selulernya di Kupang Senin (4/5). Menurutnya, FPMG NTT telah mendistribusi 1001 masker kain dan 50 masker medis untuk masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua-Provinsi NTT.
Menurut Beny, 1001 masker kain tersebut, telah mereka kirimkan melalui KM. Umakalada pada Senin pekan lalu. Selaku Ketua FPMG, ia menuturkan, aksi 1001 masker tersebut merupakan aksi kedua yang mereka lakukan demi menolong masyarakat Sabu Raijua di masa pandemi Covid-19.
Beny mengisahkan, aksi pertama yang telah mereka lakukan adalah membagi 100 masker dan sembako serta penyemprotan cairan disinfektan di area kampung pemulung “Aku Ada” Kelurahan Pasir Panjang-Kota Kupang-NTT. Sedangkan aksi kedua lanjutnya, FPMG mendistribusikan 1001 masker untuk Kabupaten Sabu Raijua.
“1001 masker kain yang dikirim akhir bulan April yang lalu pun semuanya telah didistribusikan oleh anggota forum kami kepada masyarakat Sabu Raijua,” ujarnya.
Sementara itu, 1001 masker kain untuk Kabupaten Alor baru akan dikirim esok Selasa (5/5). Gerakan ini menurutnya benar-benar unik, karena 1001 masker yang mereka kirim merupakan hasil sumbangan dari berbagai pihak. Ia menuturkan, proses pembuatan masker diawali dengan mengumpulkan teman-teman anggota FPMG yang notabene para guru.
Kepada teman-teman anggota FPMG yang hadir lanjutnya, diberi pelatihan menjahit selama dua hari. Hasil dua hari latihan itu menurutnya, ada tiga orang guru yang bisa dan menyatakan diri siap untuk membantu menjahit ribuan masker yang telah direncanakan.
“Kepada semua masyarakat yang mendapatkan masker, agar tetap memakainya saat keluar rumah sebagai upaya mencegah dan memutus mata rantai penularan covid-19,” pesannya. Ia melanjutkan, masker yang disumbangkan merupakan bentuk kepedulian FPMG NTT kepada masyarakat yang terdampak covid-19 khususnya di Sabu Raijua.
Lebih lanjut ia mengatakan, masker merupakan salah satu alat pelindung diri (APD) yang paling dibutuhkan di masa pandemi covid-19 selain sembako. Maka menurutnya, donasi masker merupakan bentuk kepadulian anggota FPMG yang dengan niat tulus menjahit dan membagikannya kepada masyarakat.
“Dalam rangka edukasi, kami tidak hanya mengirim masker. Kami juga menyelipkan di dalam setiap bungkusan masker satu brosur edukasi tentang cara mencegah penularan covid-19,” ungkapnya.
Brosur edukasi tersebut menurutnya, diformulasikan dengan menggunakan bahasa Melayu Kupang sehingga mudah dipahami oleh masyarakat yang menerima bantuan masker.
Mantan Kepala Sekolah SMPN 16 Kota Kupang ini pun menyampaikan terima kasih kepada segenap donatur juga seluruh anggota FPMG yang telah menyumbangkan pikiran, finansial maupun tenaga demi suksesnya aksi mulia ini.
“Aksi sosial ini dapat berjalan karena sumbangsih berbagai pihak dengan caranya masing-masing. Olehnya, mewakili pengurus dan anggota FPMG NTT saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berdonasi bail moril maupun materiil,” ucapnya dengan wajah berbinar.
Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada relawan FPMG yang telah dengan tulus dan tekun memroduksi masker dengan berlelah-lelah namun tetap gembira memasuki kampung-kampung di pelosok-pelosok menjumpai masyarakat untuk membagikan masker kain buatan mereka sendiri.
Natan, salah satu relawan yang terjun langsung ke lapangan mengatakan, masker-masker tersebut dibagikan secara merata menjangkau tidak hanya para tokoh agama dan para lansia tetapi juga para petani dan pedagang termasuk anggota kepolisian juga kebagian masker.
“Kami juga menyerahkan 50 masker medis kepada tim medis di Puskesmas Seba, Sarai. Sebagian lainnya mereka serahkan di posko-posko gugus tugas pencegahan yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Sarai,” ujar Natan.
Selain itu menurutnya, dalam aksi membagi masker di kecamatan Mahara, relawan FPMG menjangkau desa Pedarro, desa Wadu Maddi, Guri Mone Aru, Lede Ae, Tanajawa, Nadawai, Rae Nyale, Raekore, Materi, Lobo Dwi dan Kota Hawu.
Sementara itu Kornelis Dima Bunga, penerima masker yang sehari-harinya bekerja sebagai petani dan sekaligus pedagang di pasar Hede mengatakan, sangat senang karena masker dibagikan kepada para pedagang dengan cuma-cuma. Menurutnya, hal ini sangat membantu para pedagang yang selalu berinteraksi dengan masyarakat yang datang berbelanja.
“Saya bersyukur karena di kabupaten Sabu sonde terlalu nampak situasi mencekamnya pandemi covid-19 seperti di kota-kota lain. Saya yakin Sabu Raijua akan aman dari pandemi covid-19. Jadi, saya juga berharap kepada sesama anggota warga Sabu lainnya lebih disiplin dan taat mengenakan masker, juga mengindahkan anjuran pemerintah dengan menaati protokol kesehatan,” ujarnya menutup pembicaraannya.
Selain itu, Kepala Puskesmas Seba yang tidak sempat dikonfirmasi namanya juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada relawan dan anggota FMPG NTT yang menyatakan kepeduliannya dengan langsung turun ke lapangan memberikan sumbangan kepada pihak puskesmas.
“Semoga donasi APD berupa masker ini dapat membantu kami (masyarakat dan pihak medis-red) untuk bersama-sama mencegah penyebaran covid-19 di Sabu Raijua,” imbuhnya.
Meksian I. Mauk, S.Sos.,MM, Lurah Kelurahan Manulai, Kota Kupang, Provinsi NTT yang menyempatkan diri menyambangi rumahnya ibu Dr. Lanny Koroh yang menjadi lokus memroduksi masker sekaligus menyaksikan langsung para anggota FPMG menjahit masker, juga ikut memberi apresiasi.
Menurutnya, apresiasi pantas diberikan kepada teman-teman guru, relawan sekaligus anggota FPMG NTT yang telah dengan luar biasa berkontribusi secara positif menjahit masker dan menyumbangkan secara gratis kepada masyarakat di Sabu Raijua dan Alor.
“Di tengah pandemi covid-19 yang terus melanda dunia umumnya, Indonesia dan NTT khsususnya, banyak anggota masyarakat bertanya sana sini tentang apa yang akan mereka dapatkan dari pemerintah sebagai bentuk perhatian di tengah pandemi ini, namun teman-teman dari FPMG NTT telah member dengan sukacita dari apa yang mereka miliki,” ungkapnya.
Di akhir pembicaraan dengan media ini, Meksian sekali lagi member apresiasi untuk teman-teman guru anggota FMPG NTT. “Maju terus dalam melakukan yang terbaik untuk NTT tercinta. Tuhan memberkati karya mulia ini,” pungkasnya.
Pewarta: Albertus Muda