WPdotCOM, Lembata — Pandemi Covid-19 mengharuskan semua sekolah melakukan aktivitas belajar dari rumah. Ini menjadi sesuatu yang baru dan tak terpikirkan banyak orang sebelumnya.
Para peserta didik, guru, dan orangtua, tentu tidak mengharapkan hal ini terjadi dan berkepanjangan. Bagi daerah maju yang lengkap dengan kemudahan akses, tidak mengalami banyak kesulitan. Namun bagi kebanyakan daerah dengan minimnya infrastruktur teknologi jaringan komunikasi pasti mengalami kesulitan.
Hal ini sangat nyata dirasakan oleh SMAS Frater Don Bosco Lewoleba, yang berada di Kabupaten Lembata, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu disampaikan Fr. Norbert Banusu, CMM, M.Pd, Kepala Sekolah SMAS Frater Don Bosco kepada Warta Pendidikan Jumat (15/5).
Menurut Frater Norbert, Lembata merupakan kabupaten satu pulau yang akses infrastrukturnya belum memadai. Ia menuturkan, para siswa di sekolahnya banyak yang berasal dari kecamatan dan desa yang letaknya jauh dari pusat kota Kabupaten.
“Karena jauh dari pusat kota, pembelajaran online tak mudah bagi para peserta didik dan guru. Strategi home visit pun kami putuskan dalam rapat bersama dewan guru SMAS Frater Don Bosco. Para wali kelas turun ke lapangan untuk memonitoring, memberi dorongan dan motivasi bagi para peserta didik bersama para orangtua/wali, agar tetap menjaga disiplin belajar dari rumah,” ujarnya.
Ia mengatakan, para siswa yang semula diminta tinggal dan melakukan aktivitas pembelajaran dari rumah, tidak menyangka bahwa akan terjadi perpanjangan waktu belajar dari rumah yang makin lama dan belum pasti kapan akan berakhir.
Ia lalu mengisahkan, dalam kondisi normal para siswa cukup pergi ke sekolah setiap hari dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang disiapkan guru, memanfaatkan perpustakaan untuk membaca, tersedia fasilitas komputer atau jaringan internet sekolah, dan banyak aktivitas menarik lainnya secara bersama-sama. Semuanya aman, nyaman, simple bila berada di sekolah.
Biarawan Katolik yang baru setahun mengemban tugas sebagai kepala sekolah ini mengatakan, selain para siswa, para guru juga merasakan kendala karena harus menyiapkan konten materi pembelajaran secara online dengan kreatif dan menarik. Selain itu katanya, para guru harus menguasai aplikasi pendukung pembelajaran online, memiliki sarana pendukung seperti notebook, laptop atau telepon pintar (smartphone) lengkap dengan pulsa data.
Ia menegaskan,………