Hoaks Cepat Beredar di Kalangan Terdidik? Kalau Punya Smartphone Juga Harus Jadi Smartpeople

Literasi112 Dilihat

WPdotCOM — Sejak berkembangnya teknologi informasi di negeri ini, semua informasi menjadi lebih cepat diperoleh setiap orang yang membutuhkan. Tapi, seiring dengan itu, kabar bohong pun malah menjadi serapan bagi masyarakat, bahkan pada lapisan terdidik sekalipun.

Mengapa demikian? Ada beberapa masalah yang membuat industri kabar bohong menjadi sesuatu yang menarik bagi produsennya, dengan demikian mereka memperoleh kepuasan baik dari segi materi maupun lainnya.

Lalu apa penyebab kabar bohong di kalangan terdidik mudah menyebar? Ini penjelasannya:

– Orang terdidik merasa sudah sangat pintar. Menganggap diri sudah pintar dan sudah tahu semua masalah, membuat peluang kabar bohong menjadi mudah merebak kemana-mana. Lihatlah betapa banyak kabar bohong yang yang berseliweran di media sosial tanpa disaring dan dicerna lebih dulu, malah dibagikan dan dikomentari beramai-ramai.

Ketidakmauan seseorang yang merasa sudah pintar (atau dari kelompok pintar) untuk belajar tentang teknologi informasi, membuat kabar bohong semakin mewabah seperti wabah Covid-19 saat ini.

– Tidak mau membaca dan belajar. Dengan kemudahan teknologi saat ini, setiap orang yang punya niat tidak baik, dengan mudah membuat sumber informasi yang bisa disebarkan. Contohnya, setiap orang bisa dan dapat membuat blog tanpa bayaran alias gratis yang disediakan oleh penyedia layanan. Dalam hitungan menit, sebuah blog dapat dibuat dan langsung aktif untuk seterusnya dapat diisi dengan berbagai konten, serta bisa dibagikan ke berbagai media sosial dengan mudah.

Ilustrasi (Google Image)

Sayangnya, banyak kaum terdidik yang malas membaca dan belajar tentang ini. Hanya dengan melihat judul, yang kadang sengaja diplesetkan (clickbait), sebagian orang langsung percaya dan mengomentari dengan seenaknya. Padahal, belum tentu judul tulisan sama dengan isinya.

– Rendahnya literasi. Berkembangnya kabar bohong dengan cepat menyebar ke segala lini, adalah bukti rendahnnya literasi teknologi informatika di kalangan masyarakat. Padahal, seharusnya dengan literasi teknologi yang cukup baik, sebagai elemen masyarakat bisa menggunakannya untuk kepentingan yang lebih bermanfaat.

Lalu bagaimana seharusnya? Hanya satu kalimat, “setiap manusia harus terus belajar. ”Karena tidak ada manusia yang mengerti segala hal, pendidikan tinggi pun tidak menjamin setiap orang menjadi otomatis tahu dengan sendirinya. Profesi apapun bukan garansi bagi seseorang untuk sempurna.

Kita harus terus membuka diri terdahap perubahan dan perkembangan teknologi. Jangan hanya bisa membeli gawai seperti smartphone, atau laptop dengan spesikasi tinggi. Tapi juga harus menjadi smartpeople.

Blibli.com
Blibli.com