Mental Anak Sangat Rentan Selama Pandemi, Kemen PPPA Sediakan Layanan Pendampingan

Berita Nasional82 Dilihat

WPdotCOM, Jakarta — Pandemi Covid-19 dapat memperburuk keadaan dan kondisi mental seseorang, termasuk anak karena anak cenderung mengalami depresi dan kecemasan.

“Anak dan remaja cenderung mengalami depresi dan kecemasan selama maupun setelah proses isolasi sosial berakhir. Berdasarkan hasil Survei U-Report UNICEF Indonesia selama 2-5 Juni 2020, menunjukan bahwa 42% pelajar sekolah membutuhkan materi KIE terkait kesehatan mental.”

Demikian ungkap Aulia Ramly, Spesialis Perlindungan Anak dari UNICEF Indonesia dalam acara Media Talk dengan tema ‘Yuk Jaga Keamanan dan Kenyamanan Diri Selama Berada di Rumah’ kemarin.

“68% anak menilai bahwa materi tersebut akan sangat efektif dan dapat diterima anak dengan baik jika disalurkan melalui media sosial, dan dikemas dalam bentuk video yaitu film pendek,” ungkapnya.

Ia menambahkan, persoalan kesehatan jiwa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, jika diabaikan maka akan menimbulkan masalah lainnya seperti beban biaya yang lebih tinggi. Untuk itu, UNICEF terus berupaya memberi dukungan dalam menjaga kesehatan jiwa anak di tengah pandemi ini, di antaranya melaksanakan workshop dan webinar untuk menyampaikan pesan tentang kesehatan jiwa dan psikososial, memberikan dukungan penguatan kapasitas bagi 700 pekerja sosial, memberikan layanan langsung melibatkan mitra, serta mengembangkan KIE untuk anak dan remaja.

Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings mengungkapkan, sejak awal masa pandemi Covid-19, sejumlah lembaga dan kementerian telah menyediakan Layanan Psikologi Sehat Jiwa (SEJIWA) untuk memberikan dukungan layanan edukasi, konsultasi dan pendampingan melalui upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan bagi perempuan dan anak yang terdampak Covid-19. Mekanisme pelayanan SEJIWA dilakukan secara online maupun offline.

Blibli.com
Blibli.com