Wasathiyyah, Solusi Perajut Persatuan yang Ramah

ARTIKEL ILMIAH201 Dilihat

WPdotCOM – Islam ditujukan kepada semua manusia, tanpa membedakan ras, warna kulit, suku apalagi status sosial. Islam menyajikan ajaran yang rahmatan lil ‘alamin, Islam pun berisfat universal, dalam arti kata tidak ada satu persoalan pun yang dibutuhkan oleh manusia untuk kehidupannya di dunia dan di akhirat kecuali semua sudah digariskan dalam Islam.

Akhir-akhir ini kita sering dihadapkan dengan sikap beragama yang keras, radikal dan ekstrem. Hal ini cenderung menumbuhkan benih-benih perpecahan yang telah dirajut oleh para pejuang, ulama, tokoh bangsa, diantara contohnya dengan mudah mengkafirkan saudara seakidah, antipati terhadap pemeluk agama lain, berdakwah dengan mengancam bahkan  menyalah artikan jihad dengan bom bunuh diri, sikap yang hanya mementingkan pribadi, sikap yang menganggap diri paling benar yang berlainan dengannya dianggap salah. Tindakan ekstrem tersebut justru dinilai menciderai keagungan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

Wasathiyyah menjadi solusi yang tepat sebagai anti-tesis dari berbagai sikap intoleransi yang menimpa banyak kalangan, baik berhubungan degan politik, sosial bahkan kehidupan beragama. Tidak hanya radikal dan toleransi, disisi lain, wasathiyyah juga dilatar belakangi oleh timbulnya sikap beragama yang liberal dan menganulir ketentuan beragama.

Kelak, wasathiyyah akan melahirkan ummatan washata yang tidak cenderung kepada berlebih-lebihan (ifrath) ataupun meremahkan (tafrith) dalam berbagai permasalahan terkait agama ataupun dunia, bukan termasuk orang-orang yang ekstrem dan radikal, juga bukan berada pada posisi orang-orang yang terlalu menggampang-gampangkan urusan akidah. Bukan kaum materialis seperti orang-orang Yahudi, bukan pula rohaniawan seperti Nashara. Melainkan mereka yang selaras dengan fitrah manusia  yang terdiri dari jasmani dan rohani, menggabungkan dua hak, hak jasad dan hak roh, serta tidak melalaikan kedua hak tersebut.

Persoalan wasathiyyah bukan sekedar urusan individu dan pribadi belaka, melainkan kepentingan umat, negara dan masyarakat. Apalagi dewasa ini ketika aneka ide telah masuk dengan leluasa ke rumah kita tanpa izin seperti kelompok radikal beserta lawannya dengan menggunakan dalih-dalih agama yang penafsirannya sangat jauh dari hakikat Islam.

Wasatiyyah atau moderasi

Blibli.com
Blibli.com