Pandemi Corona Tak Kunjung Usai, Misionaris Cilik Semakin Terancam

Berita Daerah128 Dilihat

WPdotCOM, Lembata – Sejak bulan Maret 2020 bangsa Indonesia mulai berjuang melawan penyebaran virus Corona dan hal itu masih berlangsung sampai sekarang. Virus Corona yang telah memakan banyak korban jiwa itu telah mengubah cara bekerja, beribadah, belajar dan berbagai aktivitas hidup yang lain.

Salah satu cara agar masyarakat tetap dapat beraktivitas dan tidak terpapar virus tersebut, pemerintah telah mengajak untuk memasuki kenormalan baru (new normal). Segala dinamika hidup harus selalu berpedoman pada protokol kesehatan.

Pandemi Covid-19 benar-benar menjadi pembatas yang menyempitkan ruang gerak seluruh manusia di belahan bumi manapun termasuk masyarakat Lembata. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah masih berada di bawah bayang-bayang Covid-19. Demikian juga kerja di kegiatan ritus kultis masih dilaksanakan dalam pembatasan dan penuh kewaspadaan. Tidak semua orangtua yang datang ke tempat-tempat ibadah yang biasanya disesaki dengan kehadiran umat.

Anak-anak berpose bersama dengan mengenakan kartu pengenal sesuai warna benua di dunia.

Lebih memprihatinkan anak-anak usia 6 sampai 12 tahun. Mereka seolah tersekap di rumah masing-masing karena tidak diperkenankan menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja. Hal yang sama terjadi di sekolah. Jam sekolah harian dijadwalkan dengan sistem shift sehingga dalam seminggu anak-anak tidak mengikuti pembelajran di sekolah secara penuh. Jika sekolah dan ke gereja ruang gerak anak-abak dibatasi demi mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 maka anak-anak semakin terancam.

Keakraban mereka dengan suasana doa yang khusuk dan perayaan Ekaristi perlahan semakin tak dihayati karena mereka tidak intensif menghadiri ruang liturgis ini demi memperdalam iman mereka. Apalagi diperparah dengan tidak dibiasakan kepada anak-anak untuk belajar dan berdoa di rumah pada jam-jam tertentu sesuai jadwal belajar mandiri di rumah.

Keprihatinan kepada anak-anak mendorong Maria Loka selaku Ketua Seksi Liturgi Paroki St. Arnoldus Janssen Waikomo-Lembata-NTT bersama Albertus Muda selaku penyuluh non PNS Kabupaten Lembata-NTT mengajak anak-anak di sekitar lokasi tempat tinggal untuk merayakan Hari Minggu Misi Sedunia yang dirayakan setiap tahunnya. Tahun ini peringatak Hari Minggu Misi Sedunia ke-93 jatuh pada hari Minggu (18/10/2020).

“Sebelumnya pada masa normal, perayaan ini dirayakan secara meriah oleh anak-anak untuk meningkatkan kepekaan mereka kepada teman dan sahabat, penghargaan terhadap hak dan martabat teman-teman dan juga mewujudkan sikap solider kepada sesama yang sangat membutuhkan,” kata Maria Loka di secretariat Permata Lembata.

Maria Loka mengajak anak-anak yang hadir merayakan hari Minggu Misi agar meskipun sedang dalam masa pandemi covid-19 tetapi anak-anak hendaknya tetap memberikan senyum manis kepada teman satu sama lain.

Blibli.com
Blibli.com