Agupena Cabang Lembata Dilantik dan Dikukuhkan Sebagai Pahlawan Literasi

WPdotCOM, Lembata – Segala sesuatu ada waktunya. Akan ada perputaran musim, dari musim kemarau ke musim penghujan. Demikian juga, dalam organisasi atau institusi, akan terjadi regenerasi kepengurusan atau personalia mencapai purna tugas.

Tentunya, proses regenerasi ini tidak terjadi begitu saja. Jika pergantian musim ada penandanya, maka kepengurusan sebuah organisasi pun ada batas waktunya. Semua berotasi menurut hukum alam dan juga masa waktu yang telah ditetapkan.

Dalam sebuah organisasi, kaderisasi menjadi penting sekaligus mendesak. Kaderasi bisa terjadi dalam proses formal maupun informal. Di dalam proses itu diperlukan adanya legitimasi agar proses kaderisasi benar-benar legitim dalam menjalankan tugas yang diemban. Legitimasi itu berlangsung dalam sebuah momen pengukuhan dan pelantikan, demikian dikatakan Feldin Rano Kelen, S.Pd selaku Ketua Panitia dalam momen Pengukuhan dan Pelantikan pengurus Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA) Cabang Kabupaten Lembata Selasa (10/11) yang bertempat di Aula SMPN 1 Nubatukan-Lewoleba-Lembata-NTT.

Sementara itu, Ketua Agupena Cabang Lembata, terpilih Antonius da Silva, S.Pd, mengawali sambutannya dengan menyajikan sebuah ilustrasi tentang burung biru, burung jalak. Menurutnya,  jika kita memerhatikan secara saksama, burung-burung itu  bepergian mencari makan dalam jumlah yang besar dan selalu membentuk formasi seperti huruf ”V” seperti panah. Setelah diteliti ternyata formasi itu bukan sekedar gagah-gagahan dari burung-burung itu, tetapi strategi itu merupakan kekompakan mereka untuk menjaga keseimbangan dan menjaga mereka dari predator/pemangsa, katanya lanjut.

Thomas Akaraya Sogen, S.Pd.. MBA., selaku Ketua Agupena Wilayah NTT sedang melantik Pengurus Agupena Cabang Kabupaten Lembata Periode 2020-2023.

Lebih lanjut Adi mengisahkan, ketika mereka dalam formasi itu ada salah seorang teman mereka kelelahan, maka burung yang lainnya berjalan pelan dan dari belakang akan memapah dia untuk kembali ke formasi yang sesungguhnya. Bahkan ketika burung yang berada paling depan, sebagai ujung tombak kecapaian, dia akan mundur ke belakang dan teman-teman yang lainnya akan menggantikannya di posisi paling depan.

Guru milenial pengampuh mata pelajaran Bahasa Inggris di SPENSAFOUR ini menegaskan, tugas sebagai ketua tidaklah ringan. Butuh berkorban waktu, tenaga bahkan finansial. Realita yang digambarkan oleh burung-burung dalam ilustrasi sebelumnya menurutnya adalah juga realita pegurus Agupena Cabang Lembata.

Blibli.com
Blibli.com