Mendesain Taman Bacaan Berkearifan Lokal

Berita Opini351 Dilihat

WPdotCOM – Taman merupakan areal yang di dalamnya terintegrasi komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya, yang sengaja ditata dan didesain oleh manusia dalam kegunaannya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan.

Komponen material keras seperti jalan setapak, kolam renang, sungai buatan, air mancur, lampu taman, tempat bermain anak, dll dapat kita lihat di beberapa tempat baik di area perkotaan maupun pedesaan.

Demikian juga ada komponen material lunak seperti penanaman berbagai jenis pohon, semak dan rumput yang coba didesain sesuai selera dan rasa seni si penata taman. Misalnya, taman rumah tinggal, taman perkantoran, taman kota, taman sekolah dan juga taman wisata (https://id.wikipedia.org/wiki/Taman, diakses 8 Maret 2021).

Dalam tulisan ini, saya tidak sedang memberikan penjelasan secara detail dan sistematis tentang jenis-jenis taman. Saya hanya sekedar menyentil secuil konteks taman untuk mengantar masuk pada maksud tulisan sesungguhnya yakni soal taman bacaan masyarakat.

Menyoal taman bacaan, di sana-sini, di desa maupun di kota, dapat kita temukan berbagai nama yang digunakan oleh para perintis atau pendiri taman bacaan, baik di lembaga pendidikan, pedesaaan maupun komunitas.

Sebut saja, Komunitas ‘Taman Daun’ yang didirikan Goris Batafor di Bluwa, Lewoleba Barat, Lembata semenjak tahun 1980-an. Ada taman baca ‘Oring Literasi’ yang dirintis Pastor Stef Tupeng Witin, SVD di Soverdi Bukit Waikomo, Lembata. Ada ‘Rumah Baca Waienga’ yang dirintis Rosa Ketane Lasar, S.Pd yang akrab disapa Linda Lasar di desa Waienga, Lembata.

Taman bacaan ‘Ua Gemata’ di Waikomo, Lewoleba Barat, Lembata yang penulis rintis, yang awalnya bermula dari pojok baca di ruang kelas penulis. Ada pula taman bacaan ‘Moting Maung’ yang baru dirintis oleh Darius Baki Akamaking, SKM di desa Amakaka-Lewotolok, Ile Ape Lembata. Ada komunitas Leko di Kupang, komunitas Kahe di Maumere dan Klub Buku Petra di Manggarai dan komunitas Ende Sare Lio Pawe.

Demikian sederet nama taman baca dan komunitas yang penulis tahu, yang beberapa di antaranya telah penulis kunjungi. Tentu masih ada banyak taman bacaan yang dirintis oleh para pegiat literasi di desa dan kota, yang didasari oleh keprihatinan terhadap minat membaca dan menulis anak-anak Lembata khususnya dan NTT umumnya yang kian menurun dari waktu ke waktu.

Blibli.com
Blibli.com