WPdotCOM, Surabaya – Pengembangan gerakan literasi nasional (GLN) di tanah air merupakan tangungjawab semua pihak. Bukan melulu menjadi beban para pendidik di tingkat dasar dan menengah saja, tapi juga bagi mereka yang mengemban amanah di pendidikan tinggi dengan domain khusus.
Hal itu dibuktikan oleh Chairul Muriman Setyabudi, Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta. Melalui karya tulis berjudul Aktualisasi Pemolisian Era Pemolisian Demokratis yang diterbitkan melalui penerbit Amerta Media.
Buku dengan nomor ISBN 978-623-5510-18-7 tersebut, menjadi buku pertama yang ia tulis sendiri. Selain itu, Ketua Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian pada Sekolah Kajian Global dan Strategik Universitas Indonesia itu mengatakan, karya tulis yang ia garap bukan hanya diterbitkan menjadi buku, tapi juga dipublikasi di jurnal-jurnal yang bisa dicek di Google Cendekia (Google Scholar).
“Kalau buku lainnya, kita tulis bersama. Ada beberapa buku seperti buku Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas pada PPKn yang diterbitkan Kemendikbud, dan buku Pendidikan Lalu lintas diterbitkan Korlantas Polri,” sebutnya ketika bincang-bincang bersama Nova Indra, Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, pagi ini, Sabtu (18/9).
Sementara itu, menurut Ketua IV bidang Pemberdayaan, Hukum dan Disiplin Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (PP TSPM) yang menyandang sabuk Pendekar Kepala tersebut, pengembangan literasi bukan hanya penting bagi kalangan pendidikan formal saja. Namun juga menjadi begitu penting dalam peningkatan dan pengembangan SDM di tubuh organisasi pencak silat seperti Tapak Suci.
“Diskusi-diskusi kita pagi ini akan kita bawa dalam rapat-rapat Pimpinan Harian PP TSPM nanti. Bagaimana meningkatkan kualitas Ketapaksucian, sekaligus mengupayakan hal-hal positif yang nantinya akan disampaikan bidang-bidang terkait,” sambung penggagas Asosiasi Pengembangan Ilmu Kepolisian itu.
“Kita juga ingin Tapak Suci kuat di literasi. Karena dengan begitu, dari waktu ke waktu kita bisa mengukur tingkat pencapain yang terukur,” sebut bapak dari empat orang anak tersebut.
Dalam diskusi yang berlanjut pada pembahasan bagaimana meningkatkan literasi di kalangan pesilat Tapak Suci, ia pun menginginkan pembangunan literasi di Tapak Suci dapat dikejar sebagai salah satu program nasional Tapak Suci.
“Harus ada yang mengawaki. Dan kita memiliki para Anggota yang bergerak di bidang itu. Bisa kita manfatkan dan kerjasamakan nantinya,”pungkas tokoh pendidik yang bolak-balik Surabaya – Jakarta untuk menunaikan tugas yang diembannya. (d’)