Membangun Kompetensi Membaca di Kelas Rendah Sekolah Dasar

ARTIKEL ILMIAH139 Dilihat

WARTA PENDIDIKAN – Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter yang dihasilkan dari alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbiter, seperti dijelaskan Mu’awanah (2014), yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, ditujukan untuk membangun karakter bahasa nasional yang baik dan benar. Seorang guru harus mampu mentsransformasikan materi ajar Bahasa Indonesia kepada peserta didik secara tepat dan bermakna.

Sebagai bahan ajar, mata pelajaran Bahasa Indonesia secara garis besar terdiri atas tiga komponen, yaitu kebahasaan, kemampuan berbahasa, dan kesastraan. Ketiganya merupakan kompetensi kebahasaan yang harus benar-benar melekat dalam kepribadian peserta didik baik di kelas rendah maupun kelas tinggi.  Kompetensi kebahasaan yang terdiri atas aspek struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, kewacanaan, dan kosakata, mesti tercapai dalam hasil pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut.

Seperti dijelaskan Rahayu (2009), bahasa Indonesia merupakan mata ajar wajib bagi seluruh peserta didik di semua jalur dan jenjang pendidikan formal. Namun, pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya dikelola dengan sistem yang utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu, untuk menguasai materi pembelajaran bahasa Indonesia.

Pengelolaan pembelajaran Bahasa Indonesia, harus dikemas oleh guru dengan cara dan pola pembelajaran yang dapat menarik minat belajar peserta didik, sehingga dengan demikian agar terbangun karakter kebahasaan melalui kompetensi bahasa yang baik dan benar.

Sementara itu membaca merupakan kegiatan atau tindakan atau perilaku untuk memperoleh informasi melalui simbol-simbol tercetak yang tidak terbatas pada buku tetapi juga mencakup surat kabar, brosur, leaflet, papan nama, dan lain-lain. Oleh karena itu yang dibaca adalah sebuah simbol maka makna atau informasi yang diperoleh adalah abstrak. Dengan demikian membaca dapat pula diartikan berpikir abstrak yaitu membayangkan suatu benda atau kejadian tanpa melihat atau mengalaminya sendiri tetapi hanya melalui bacaan (Cahyani: 2009).

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis ( dengan melisankan atau hanya dalam hati); mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, mengetahui, menduga, memperhitungkan dan memahami.

Membaca adalah suatu aktivitas pembelajaran yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, unsur psikologis, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, pembelajaran membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi simbol, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Crawley dan Mountain (dalam Rahim (2009) mengatakan, pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata dengan menggunakan kamus.

Blibli.com
Blibli.com