Banyak Terjadi Tindak Kekejaman di Dunia Pendidikan, Wakil Ketua MPR Prihatin

Berita Nasional95 Dilihat

Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengaku prihatin kekerasan demi kekerasan terjadi di dunia pendidikan nasional.

Menurutnya, pemerintah harus memiliki terobosan baru untuk mencegah persoalan serupa terulang kembali.

Diketahui, setelah seorang santri Gontor meninggal akibat penganiayaan rekan-rekannya akhir Agustus lalu, kini seorang siswa SMAN 9 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dipecat oleh dewan guru akibat menendang dan menganiaya guru perempuan hingga hidungnya berdarah.

“Tidak ada pembenaran apapun untuk semua kekerasan di dunia pendidikan. Masa guru sampai dianiaya muridnya sendiri? Fenomena ini menggambarkan masih ada sistem pendidikan yang masih kurang sesuai dalam dunia pendidikan kita,” ujar Basarah dalam keterangannya, Jumat pekan lalu.

Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan ini mendukung keputusan Dewan Guru SMAN 9 Kupang, yang mengeluarkan siswanya akibat perbuatan tersebut.

Basarah juga mendukung Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, yang pada Kamis (22/9) mendukung keputusan Dewan Guru SMAN 9 Kupang.

Ia berharap agar Mendikbud dan Menteri Agama dapat memperhatikan kekerasan di dunia pendidikan nasional secara khusus.

Hal ini sesuai amanat UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 39 yang menyatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.

Di samping itu, Dosen Universitas Islam Malang ini mengusulkan agar Kemendikbud-Ristek dan Kemenag dapat berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk memperketat peredaran minuman keras dan narkotika di kalangan pelajar dan pemuda. Sebab, menurutnya, kedua barang tersebut dapat mendorong pemuda berperilaku barbarian.

Blibli.com
Blibli.com