
WARTA PENDIDIKAN – Siapa yang tidak kenal sosok yang satu ini di Tanah Datar. Seorang tokoh yang berpengalaman di berbagai bidang ini dipercaya memimpin Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Tanah Datar hingga kini.
Lahir di Koto Panjang pada 15 Desember 1968, ia diberi nama Maswardi oleh kedua orangtuanya. Maswardi sebagai seorang anak, tentu saja dididik dengan budaya dan adat yang sesuai dengan latarbelakang daerah di Minangkabau, khususnya di Luhak nan Tuo, negeri tertua di Ranah Minang.
Memasuki usia sekolah, Maswardi kecil disekolahkan di SD Negeri Koto Panjang, Lintau Buo. Pada tahun 1983, ia pun menamatkan pendidikan dasarnya ketika itu. Berbeda dengan beberapa teman kecilnya, disebabkan didikan agama yang kuat, akhirnya Maswardi memilih untuk melanjutkan sekolah di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Guru Sungai Tarab, dan ia pun lulus pada tahun 1986 dengan mengambil ujian persamaan di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) Pasir Laweh.
Tetap memilih jalur pendidikan agama, akhirnya Maswardi melanjutkan pendidikan menengah atasnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sungayang. Dengan pendidikan agama yang dilaluinya itu, ia pun terbiasa mendalami kajian ilmu keagamaan. Baik melalui pendidikan formalnya, maupun melalui diskusi-diskusi keagamaan bersama para guru dan tokoh ulama daerah yang ada.
Sejak menamatkan pendidikan di Aliyah, keinginannya untuk memperdalam ilmu agama tidak berhenti sampai di situ saja. Melanjutkan pendidikan tinggi bidang keagamaan pun tetap jadi pilihannya ketika itu. Ia npun mendaftar sebagai mahasiswa baru di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Ia pun diterima sebagai mahasiswa di sana pada Fakultas Tarbiyah (Pendidikan Agama), hingga menyelesaikan perkuliahannya pada tahun 1994.
Dari sisi lain kehidupan Maswardi, sejak tahun akhir pendidikannya di IAIN Imam Bonjol, ia sudah mengajar di SMA Muhammadiyah Batusangkar pada tahun 1993. Dan ketika itu pula, ia diberi amanah menjabat sebagai salah seorang Wakil Kepala Sekolah di tempatnya mengabdi. Selesai meraih gelar kesarjanaannya di bidang Pendidikan Agama Islam, Maswardi masih mengabdikan diri di sekolah yang sama hingga tahun 1998.
Di masa yang sama, ia dipercaya sebagai Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Tanah Datar periode 1993-1996. Bukan hal baru bagi Maswardi mengurus organisasi kemasyarakatan di bawah naungan Muhammadiyah, sebelumnya ia juga sudah aktif di organisasi keagamaan terbesar itu.
Tercatat, semasa kuliah saja ia sudah diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Tanah Datar periode 1991-1993. Dan pada tahun yang 1995 ia diamahani jabatan sebagai Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tanah Datar. Pada posisinya, ia membidangi Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).
Pada Pemilu pertama setelah reformasi, tepatnya pada tahun 1999, suami dari seorang guru bernama Eni Fatriani, S.Ag itu memilih jalur politik sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat. Dan saat itu ia terpilih sebagai anggota DPRD Tanah Datar melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Dalam sejarah hidupnya, ia menduduki jabatan anggota DPRD Tanah Datar tersebut selama dua kali periode (1999-2004 dan 2004-2009).
Sebagai tokoh politik Tanah Datar yang sudah berpengalaman, ia pun diberi kepercayaan memimpin PAN Tanah Datar. Jabatan itu ia jalani selama dua periode kepemimpinan mulai dari periode tahun 2000-2005 dan periode 2005-2010.
Sementara itu, di bidang organisasi kemasyarakatan selain Muhammadiyah, tokoh yang akhirnya lebih dikenal dengan sapaan Buya Maswardi itu juga memiliki cukup penghalaman. Selain memimpin BKMT Tanah datar hingga saat ini, di tingkat Provinsi Sumatera Barat ia pun duduk sebagai Wakil Ketua BKMT Sumatera Barat sejak tahun 2010 hingga sekarang.
Di organisasi Majelis Ulama Indonesia, ia juga aktif dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanah Datar Bidang Kerukunan Umat Beragama. Tanggungjawab itu diembannya sejak tahun 2000 hinga 2015 silam.
“Selain itu saya juga diamanahi sebagai Ketua Lembaga Didikan Subuh (LDS) Kabupaten Tanah Datar sejak tahun 2000 hingga sat ini. Pengalaman berorganisasi dan mengturus kepentingan umat, sudah menjadi kebiasaan bagi saya sejak dulu,” terang Ketua Aliansi Masyarakat Anti Narkoba dan Penyakit Masyarakat yang dipegangnya sejak tahun 2000 sampai saat ini.
Bagi Buya Maswardi yang juga Wakil Ketua Islamic Center Kabupaten Tanah Datar tahun 2005 sampai 2009 itu, mengurusi umat adalah bagian dari pendidikan yang ia terima sejak masih belia.
“Pengalaman saya memberi pelajaran. Semua urusan di dunia ini harus dibenahi melalui pendidikan dan pemahaman agama yang baik. Apapun aktivitas dan jabatan yang ada, mesti dibarengi dengan pendalaman agama. Bila tidak, suatu saat kita akan melenceng dari jalan kebenaran,” demikian tokoh murah senyum itu. (*)