oleh

Key-Ko, News Anchor TV yang Miliki Segudang Passion

Malang Kota – “Setiap orang bisa mengembangkan dirinya karena memiliki keterampilan dan keahlian. Dua hal itu modal penting yang mesti dimiliki.”

Demikian sebut Key-Ko an-Najibah menirukan kalimat Nova Indra, pimpinan lembaga Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, saat bincang-bincang dengan tim redaksi Warta 1, Jumat (24/2) sore.

“Itu yang selalu diingatkan oleh papa kepada kami anak-anaknya. Dan aku sangat menyadarinya setelah beranjak remaja ketika masih sekolah di SMA. Keterampilan adalah keniscayaan yang harus dimiliki,” ujar Key-Ko yang kini juga mengikuti langkah orangtuanya di dunia jurnalistik.

Menurut News Anchor ATV Batu yang masih menimba pengetahuan di jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Gajayana Malang itu, sejak belia memang tertarik ke dunia jurnalistik dan menulis.

“Kalau waktu SMA, aku lebih ke jurnalisme radio. Jadi dubber dan lainnya. Sekarang ke dunia jurnalisme televisi sebagai News Anchor,” papar penulis yang sudah melahirkan dua novel itu.

Kini di tengah dirinya berkutat dengan materi kuliah dan kesibukannya sebagai bagian dari dunia jurnalistik tidak menyurutkannya untuk terus memikirkan bagaimana ia bertumbuh agar lebih matang di kemudian hari.

Baca Juga:  Memberi Kekurangan, Menerima Kelimpahan
Momen Key-Ko an-Najibah di ATV sedang persiapan menjalankan tugasnya sebagai News Anchor. (Dok. Pribadi)

“Aku punya passion menjadi pribadi yang lebih matang dengan keterampilan dan keahlian di bidang yang aku geluti sesuai disiplin ilmu yang sedang ditempuh. Dunia jurnalistik membuka mataku lebih lebar, sehingga semua terlihat luas dan butuh keseriusan untuk menerjuninya,” pungkas anak muda kelahiran 2003 itu.

Secara terpisah, pimpinan P3SDM Melati, Nova Indra yang merupakan orangtua dari Key-Ko saat dihubungi redaksi menyatakan, didikan keras membentuk karakter anak sangat penting.

“Didikan keras bukan berarti kasar dan kejam. Saya keras mendidik dengan penekanan-penekanan kepada anak-anak saya agar mereka paham apa itu hidup. Bukan cuma gelar akademik dengan IPK cumlaude yang penting, tapi keahlian dan keterampilanlah yang membawa manusia itu bisa dihargai dan ditempatkan pada posisi yang layak,” ujarnya.

Hingga saat ini, sambungnya, sebagai orangtua terus menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan anak agar mereka lebih terarah.

“Waktu berdiskusi, saya dan anak seperti orang sama-sama dewasa membicarakan sesuatu. Saya tidak posisikan anak saya sebagai anak kecil yang harus dicekoki segala sesuatu, namun lebih pada bagaimana memosisikannya sebagai pribadi yang juga punya jatidiri,” pungkasnya. (*)

Baca Juga:  Pendekar Utama Syafrul Malik, Sosok Sarat Prestasi dan ‘Gila’ Silat Sejak Belia