Ambon – Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin menyampaikan, tiga program prioritas Badan Bahasa adalah Penguatan Literasi, Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), dan Internasionalisasi Bahasa Indonesia (BIPA).
Pada tahun 2023 ini, rencananya pemerintah akan merevitalisasi 59 bahasa di 22 provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Maluku. Ada enam bahasa daerah yang akan direvitalisasi di Provinsi Maluku, yakni tiga bahasa baru dan tiga bahasa yang telah direvitalisasi pada tahun 2022 yang lalu.
Tiga bahasa baru yang akan direvitalisasi pada tahun 2023 ini adalah Bahasa Seram di Kabupaten Seram Bagian Timur serta Bahasa Tarangan Barat dan Bahasa Tarangan Timur di Kabupaten Kepulauan Aru. Selain itu, target guru utama masih tetap seperti tahun lalu, yakni sebanyak 251 orang dengan total 94 sekolah di dua kabupaten tersebut.
“Saya merasa bangga dengan semangat generasi muda Maluku yang telah berpartisipasi aktif dalam mendukung Revitalisasi Bahasa Daerah termasuk dalam menyukseskan kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) hingga melaju ke tingkat nasional dengan berbagai tampilan lomba dan ragam kreativitas,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Revitalisasi Bahasa di Hotel Natsepa, Kota Ambon, Provinsi Maluku pada Senin, (13/3).
Kepala Kantor Bahasa Maluku, Sahril menjelaskan bahwa guru utama dari dua kabupaten yang menjadi target RBD tahun 2023 ini berasal dari guru SD, guru SMP, Kepala Sekolah SD, Kepala Sekolah SMP, Komunitas, PKK, dan Dinas Pendidikan yang tentunya fasih menggunakan bahasa daerah.
“Guru utama akan diberikan pelatihan oleh fasilitator sebelum melakukan pengajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah yang menjadi target pelaksanaan RBD tahun 2023,” jelasnya.
Secara rinci, berikut 94 sekolah yang menjadi target pada tahun 2023. Untuk Kabupaten Seram Bagian Timur, total sekolah yang menjadi sasaran berjumlah 41 sekolah yang terdiri atas 25 SD dan 16 SMP. Sedangkan di Kabupaten Kepulauan Aru, total sekolah sasaran berjumlah 53 yang terdiri atas 40 SD dan 13 SMP.
Sahril mengungkapkan bahwa hal yang tidak kalah penting dalam mengukur pelaksanaan RBD adalah pembuatan tahapan kegiatannya.
“Kesalahan dalam pembuatan tahapan kegiatan ini, dapat berdampak kepada tidak tercapainya tujuan dari revitalisasi itu,” ungkapnya.
Adapun tahapan RBD yang akan diimplementasikan oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku pada tahun 2023 ini adalah sebagai berikut. Pertama, melakukan koordinasi antara pemerintah pusat yakni Badan Bahasa dan unit pelaksana teknis dengan pemerintah daerah melalui dinas terkait yang dilakukan pada Maret 2023.
Kedua, melakukan diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dalam rangka penyusunan model pembelajaran bahasa daerah pada Maret 2023. Ketiga, melakukan pelatihan guru utama (Training of Trainer) yang akan dilakukan pada Mei 2023.
Keempat, melaksanakan pengimbasan di kelas/komunitas yang rencananya akan dilaksanakan pada Juni—Agustus 2023. Kelima, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RBD di tiap sekolah atau komunitas yang akan dilaksanakan pada Juni—Agustus 2023. Keenam, penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang dilakukan berjenjang dari tingkat kabupaten hingga tingkat provinsi pada Oktober—November 2023 mendatang.
“Seluruh siswa, baik jenjang SD maupun SMP diberikan kebebasan untuk memilih salah satu pembelajaran dari tujuh mata lomba yang tersedia sesuai dengan peminatan. Metode tersebut bertujuan agar proses pembelajaran bahasa daerah dapat berjalan dengan menyenangkan. Itulah konsep Merdeka Belajar yang dimaksud,” jelas Sahril.
Setelah mengikuti pembelajaran bahasa daerah dalam bentuk ekstrakurikuler selama kurang lebih enam bulan, Sahril berharap, seluruh siswa yang terseleksi pada tingkat sekolah akan mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat kabupaten. Pemenangnya akan mengikuti FTBI tingkat provinsi yang akan diselenggarakan di Kota Ambon. (SP)