Jakarta – Perbedaan penetapan Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah, antara pihak Pemerintah dengan Muhammadiyah adalah hal biasa dan bukan merupakan masalah yang harus diperbincangkan.
Hal itu disampaikan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), saat ditemui rekan media usai Salat Ied di Kantor Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/4)
“Perbedaan itu biasa,” ujar Muhadjir Effendy.
Muhadjir menerangkan, meski ada perbedaan penetapan, pemerintah tetap mengakomodir seluruh pihak, tanpa adanya diskriminasi.
“Sehingga tidak ada diskriminasi gitu ya, tapi pemerintah memang harus mengambil keputusan, karena tidak mungkin tidak,” ucapnya.
Lanjut Muhadjir, sebagai bagian dari pemerintah yang juga merupakan kader dari Muhammadiyah, hadir ke Pusat Dakwah Muhammadiyah untuk melaksanakan ibadah Salat Idulfitri berjamaah.
“Salat Idulfitri hari ini merupakan salah satu tanda bahwa perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 H itu bukanlah suatu masalah. Buktinya, saya juga hari ini sebagai Menko PMK, juga melaksanakan Salat Id saat gelombang pertama,” kata Muhadjir.
Ia juga meminta, agar menghargai umat Islam yang melaksanakan Salat Ied pada Sabtu (22/4) besok.
“Kalau yang melaksanakan gelombang kedua besok, ya tentu saja kita ucapkan selamat. Saling berikan selamat lah, tidak ada masalah,” imbuhnya. (Foto: Pasha/InfoPublik)