Kolaborasi Mewujudkan Literasi Digital yang Aman

Literasi120 Dilihat

JAKARTA – Dalam membangun literasi digital yang kuat dan inklusif, tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah.

Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat bergerak bersama sebagai bangsa untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi digital di kalangan anak-anak Indonesia. Pesatnya arus globalisasi dalam penggunaan teknologi, membutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.

Melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, para mitra terkait bergandeng tangan mewujudkan ekosistem literasi digital yang aman bagi semua kalangan.

Pendidik dan orang tua harus bekerja bersama untuk memberikan bimbingan yang tepat dan memberdayakan anak-anak dalam menggunakan teknologi secara bijaksana. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam menyediakan infrastruktur dan akses internet yang merata di seluruh pelosok Indonesia.

“Dengan kolaborasi dan kerja sama yang kokoh, kita dapat memastikan bahwa anak-anak Indonesia memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi dan memanfaatkan era teknologi informasi dan digital dengan positif dan produktif,” ucap Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin.

Hal itu disampaikannya pada peresmian Festival Literasi Digital memperingati Hari Anak Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh SIBERKREASI bekerja sama dengan Kemdikbudristek, KemenPPA, dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), di Jakarta pada Jumat (28/7) lalu.

“Mari, bersama-sama kita berikan inspirasi dan dorongan kepada anak-anak kita agar mereka menjadi generasi yang unggul, kreatif, dan penuh semangat dalam menghadapi tantangan masa depan,” imbuhnya.

Hafidz Muksin menerangkan bahwa untuk mencapai lingkungan digital yang sehat dan positif bagi anak-anak Indonesia, perlu ada keterlibatan seluruh pihak mulai dari orang tua, pendidik, komunitas, hingga industri teknologi.

“Dukungan dari semua pihak secara aktif dan konstruktif sangat penting dalam membangun ekosistem yang mendukung penggunaan teknologi secara bertanggung jawab dan aman,” terangnya.

Peran orang tua menurut Hafidz sangat diperlukan untuk mengawasi dan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya tentang penggunaan teknologi.

Di sisi lain, tenaga pendidik juga harus mengintegrasikan literasi digital dalam praktik pembelajaran di sekolah agar anak-anak dapat mengembangkan keterampilan digital mereka dengan bijaksana.

Berikutnya, komunitas dapat mengadakan program dan acara yang mendukung pemahaman tentang etika dan moral dalam menggunakan teknologi. Selain itu, industri teknologi juga perlu bertanggung jawab dalam menghadirkan produk dan layanan yang aman dan sesuai untuk anak-anak.

“Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat membentuk generasi digital-savvy (cerdas digital) yang juga memiliki etika dan moral yang kokoh. Anak-anak akan menjadi lebih berdaya dan aman dalam menghadapi dunia teknologi yang terus berkembang pesat, karena mereka memiliki pemahaman tentang cara menggunakan teknologi secara positif dan bertanggung jawab,” urainya.

Selain itu, lingkungan digital yang sehat juga akan melindungi mereka dari konten yang tidak sesuai dan potensi risiko lainnya. Melalui kolaborasi aktif antara orang tua, pendidik, komunitas, dan industri teknologi, dapat tercipta budaya yang mendukung dan melindungi anak-anak dalam menjelajahi dunia digital.

Melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, para mitra dan peserta Festival Literasi Digital terlibat aktif dalam berbagai inisiatif dan program yang inspiratif.(kemdikbud)

Blibli.com
Blibli.com