WARTA PENDIDIKAN – Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai yang telah ditentukan. Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “Dihubungkan dengan belajar, mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan.”
Beberapa ahli mengungkapkan tentang definisi strategi, di antanya, menurut J.R David yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa, dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai “a planed method or series of activities designed to achieve a particular educational goal”. Sedangkan Dasim Budimansyah mengatakan, strategi adalah “kemampuan guru menciptakan siasat dalam kegiatan belajar yang beragam sehingga memnuhi berbagai tingkat kemampuan siswa”.
Menurut Baron yang dikutip Moh. Asrori mendefinisikan bahwa, “Strategi adalah kemampuan untuk mensiasati sesuatu, sesuatu disini bukan berarti harus baru sama sekali tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.”
Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi guru adalah suatu rencana yang dilakukan oleh pendidik agar tercapainya suatu sasaran tertentu dengan baik dan maksimal sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Pentingnya Strategi Guru
Guru dalam proses belajar mengajar, harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Roestiyah N.K mengatakan bahwa salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.
Menurut Kepmendikbud 2013, Muijs et all 2001, Silberman 1996, Hasibuan 1999, Muhaimin 1996, dan Nasution 1995 beberapa metode yang dapat digunakan dalam implementasi Student Centered Learning. Adapun macam-macam metode dalam pembelajaran adalah:
Metode Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Menurut Suherman dalam Humaira 2012 AIR adalah singkatan dari Auditory, Intellectualy, and Repetition. Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut. Auditory yang berarti bahwa indera telinga digunakan dalam belajar dengan cara mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat dan menanggapi.
Intellectually yang berarti bahwa kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipatakan, memecahkan masalah, dan menerapkan. Repetition yang berarti pengulangan, agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, siswa perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis.
Metode Pembelajaran Artikulasi
Menurut Mustain 2010 artikulasi adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur-struktur dalam otak yang melibatkan kemampuan bicara (area kemampuan berbicara), membaca atau pemprosesan kata lainnya dan area gerak tambahan (menulis, membuat sketasa, dan gerak ekspresif lainnya). Artinya, artikulasi merujuk kepada apa-apa saja yang berkaitan dengan berbicara atau melakukan sesuatu akibat dari pemprosesan hasil kerja otak.
Metode Pembelajaran Brainstorming
Metode pembelajaran Brainstorming merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya didepan kelas. Menurut Mufidah 2010 bahwa: metode Brainstorming adalah bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana ggasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada pengguna metode brainstorming pendapat orang lain tidak perlu ditanggapi.