JAKARTA – Masalah Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang semakin mahal menuai polemik di kalangan masyarakat.
Sementara itu, perguruan tinggi negeri dalam negeri dinilai masih belum menyelesaikan persoalan pendidikannya sendiri.
Minimnya dosen dengan kualifikasi Strata 3 (S3) di Indonesia, dengan jumlah tak sampai 15 persen dari total jumlah dosen keseluruhan yang ada, turut menjadi persoalan yang disorot.
“Indonesia tetap memiliki pekerjaan rumah di bidang pendidikan yaitu kurang dari 15% jumlah dosen memiliki gelar S3, ada lebih dari 4.000 universitas atau 2 kali lebih banyak dari Tiongkok yang memiliki 4 kali lipat jumlah penduduk,” tutur Ilmuwan Diaspora Indonesia yang kini menjadi dosen di Nottingham University, Bagus Putra Muljadi seperti dirilis medcom.id, Rabu lalu.
Ia juga mengatakan, kampus di Indonesia tak menjadi sumber daya riset. Di mana peran kampus dalam riset masih sangat kecil bahkan jika dibandingkan negara negara ASEAN lainnya.
“Untuk masuk ke dalam tataran elit universitas dunia, diperlukan ekosistem riset dan inovasi yang lingkupnya lebih besar dari halaman kampus, perlu ada industri yang mentranslasi hasil riset menjadi produk,” jelasnya.
Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia perlu ada insentif dan sumberdaya untuk menarik minat peneliti terbaik dunia untuk datang berkarya.
Kemudian yang paling penting, katanya lagi, perlu mendarah dagingnya integritas dalam melakukan riset.
“Barulah, kurikulum sebuah universitas yang didukung oleh riset, dan pengajar yang baik, dapat menghasilkan lulusan yang tepat guna,” tutupnya. (source: medcom.id)