WPdotCOM, Indramayu – Untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045 dengan capaian ekonomi modern dan tingkat kesejahteraan berkualitas, dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, produktif, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Perpustakaan memiliki peran penting sebagai pendukung pembangunan manusia berkualitas dan berdaya saing, serta mendukung pilar dan pondasi yang memperkokoh kualitas SDM.
Untuk itu, Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI meninjau dan mengevaluasi pelayanan Perpustakaan Umum Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, khususnya di masa pandemi Covid-19 ini.
“Saya inginkan di masa pandemi, Perpustakaan Nasional dan jajarannya di provinsi dan daerah tidak terjadi penurunan yang sangat drastis terhadap pelayanan publik untuk masyarakat,” kata Anggota Komisi X DPR RI Ferdiyansyah.
Hal itu disampaikannya saat memimpin pertemuan Tim Kunspek Komisi X DPR RI dengan Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Woro Titi Haryati, Asisten Daerah III Kabupaten Indramayu Suwenda Asmita, Plt. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Dadang Rusdiayanto, Kepala Bidang Bina Perpustakaan dan Budaya Gemar Membaca Ateng Kusnandar Adi Saputra, perwakilan pemustaka Indramayu, di Pendopo Kantor Bupati Indramayu, Jawa Barat, Jumat (22/1).
Politisi Partai Golkar itu menambahkan, saat pertemuan tersebut muncul ide-ide segar serta pemikiran yang sangat baik untuk keberlangsungan masyarakat dalam mendapatkan informasi terhadap bahan bacaan melalui Perpustakaan Umum Indramayu sudah bisa dilakukan melalui sistem Drive Thru online maupun digital. Selain itu turut dibahas mengenai keinginan masyarakat untuk adanya literasi inklusi sosial, hal tersebut untuk menjawab keresahan dan kekhawatiran masyarakat saat situasi pandemi Covid-19 saat ini.
“Saya rasa program literasi inklusi sosial ini sangat penting untuk masyarakat dalam kondisi saat ini, yang nantinya dengan program ini bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan kesempatan akses informasi. Berkaitan dengan program-program yang disampaikan dalam pertemuan perlu diadakan rutinitas yang akan dikemas menjadi suatu kebutuhan tiap tahunnya, yakni pertemuan terhadap semua pemangku kepentingan daerah,” papar Ferdi.
Ferdi menambahkan, program-program peningkatan literasi ini disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan daerah, contohnya kerja sama antar dinas sehingga tercipta koordinasi yang baik untuk mendapatkan program dan hasil yang diinginkan. Masih dalam kaitan yang sama, ia melihat kearifan lokal berdasarkan budaya dan situasi daerah di Indonesia, yang bisa dituangkan dalam tulisan, sehingga diharapkan budaya lokal bisa terangkat.