Semarang – SMP Negeri 39 Semarang menggunakan teknologi bernama hydrodrip untuk melaksanakan program Urban Farming dengan cara bercocok tanam hidroponik menggunakan sistem irigasi tetes. Dengan adanya teknik ini, selain mempermudah para siswa, juga menjadi inovasi tersendiri bagi sekolah.
Bagian Kesiswaan SMP Negeri 39 Semarang, Muhammad Agus Khamid mengukapkan, pihaknya sangat mendukung adanya kegiatan yang sekarang sudah dimasukkan ke dalam kurikulum merdeka untuk kelas 7 ini. Terlebih ada teknik baru dari sekolah untuk penanaman hidroponik.
“Keunikan dari alat ini sendiri yaitu kita tidak harus menyiram tiap hari. Tapi cukup kita menggunakan model tetes sudah ada timer. Dimana sudah otomatisasi mengalir tanpa harus kita mengecek. Cukup kita cek kadar protein yang ada di tanaman tersebut,” ucapnya beberapa hari lalu
Ia menambahkan, dengan adanya alat tersebut, para siswa tidak perlu mengecek setiap hari. Justru, jika tanaman terlalu sering bersentuhan dengan manusia, Agus khawatir perawatannya menjadi kurang tepat.
“Setidaknya, selama pendampingan dari Dinas Pertanian Kota Semarang dan dari sekolah diharapkan (tujuannya, Red.) dapat tercapai. Misalnya bisa panen dan dinikmati oleh masyarakat yang ada di SMP 39,” ungkapnya.
Menurutnya, antusias dari para siswa sendiri sungguh luar biasa. Mereka sangat menantikan hasil panennya.
“Anak-anak itu lebih suka lihat yang hijau-hijau dan dengan adanya kegiatan ini justru agar anak tidak cenderung bermain HP. Beberapa anak sudah menanyakan ‘PAK, kapan panen lagi?’,” jelasnya.
Di lahan kebun sekolah sendiri terdapat bermacam-macam sayur-sayuran yang sudah dipanen oleh para siswa. Di antaranya kangkung, terong, cabai, serta pakcoy. Ada pula kolam budidaya ikan lele.
Ia berharap, para siswa dapat memiliki rasa kewirausahaan sendiri, dengan hasil panen yang mereka rawat di sekolah. Tak hanya itu, para siswa juga diharapkan memiliki rasa ketertarikan sebagai seorang petani di rumahnya. (joglojateng)