Jakarta – Kementerian Agama menjalin kerja sama dengan Cambridge Centre for Evaluation and Monitoring (CCEM) dalam peningkatan kualitas asesmen atau penilaian di madrasah.
Kerja sama itu difokuskan pada upaya pengembangan model asesmen diagnostik madrasah. Sinergi dua pihak ini menjadi bagian implementasi program Komponen 2 Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) REP-MEQR.
“Evaluasi pembelajaran diperlukan untuk mengukur kompetensi siswa. Evaluasi sekaligus menjadi bahan refleksi bagi guru tentang bagaimana mereka dapat memahami karakter belajar siswa yang beragam,” terang Irenka Suto dan Suzan Crocker dalam paparannya, di Jakarta, Jumat lalu.
“Guru harus memulai dengan memetakan keragaman kemampuan belajar siswa, dan yang juga penting adalah bekerja sama dengan orangtua untuk melejitkan kompetensi siswa,” sambung ahli evaluasi dari Cambridge ini.
Dirjen Pendis M Ali Ramdhani menyambut baik kerja sama ini. “Kita harus terus membenahi pendidikan terutama pada sisi pembelajaran dan evaluasi. Madrasah yang kini menunjukkan banyak prestasi harus memulai membangun sistem evaluasi yang baik,” terangnya.
“Saya kira, kerja sama dengan Cambridge Centre for Evaluation and Monitoring perlu didukung semua pemangku kepentingan madrasah. Kerja sama ini bertujuan untuk mendapatkan formula atau model asesmen diagnostik yang tepat,” ungkapnya.
Sinergi dua pihak ini dibahas bersama di Jakarta, 23-25 Februari 2023. Hadir, koordinator dan wakil koordinator penulis instrumen AKMI tahun 2023. Diundang juga, tim pakar dari beberapa perguruan tinggi keagamaan dan perguruan tinggi umum dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu.
AKMI adalah salah satu dari empat komponen kerja sama antara Kemenag dengan Bank Dunia. Kerja sama yang berlangsung dari 2010 – 2024 ini bertujuan mereformasi mutu pendidikan madrasah. (kemenag)