Jakarta – Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan 50 persen pelajar Indonesia belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Hal itu ditunjukkan melalui hasil Asesmen Nasional (AN) 2021. “Saya sangat sedih selalu mengingatkan mengenai hasil AN kita, satu dari dua peserta didik kita belum mencapai komptensi minimum litrasi,” kata Nadiem dalam Merdeka Belajar Episode 23 secara daring, Senin lalu.
Nadiem menjelaskan apabila dikategorikan berdasarkan jenjang, 15 persen siswa SD masih perlu intervensi khusus mengenai literasi. Sementara itu, 30 persen masuk kategori kemampuan literasi di tingkat dasar.
Pada jenjang SMP, 45 persen siswa belum mencapai kompetisi minimum. Sedangkan pada jenjang SMA, 42 persen belum mencapai kompetensi minimum.
Sementara itu, pada jenjang SMK 50 persen siswanya sudah mencapai kompetensi literasi minimum. Nadiem mengatakan hal itu bukan berita baru.
“Tapi sudah kita ketahui dari lama dan data PISA juga menunjukkan hal yang sama,” tutur dia.
Nadiem mengatakan rendahnya literasi merupakan permasalahan fundamental. Dia menegaskan hal itu harus segera diatasi, terlebih menjadi kesenjangan literasi di Indonesia.
“Kita melihat tingkat literasi terendah kita itu tersebar di seluruh Indonesia, banyak orang menyangka Pulau Jawa tak ada masalah literasi, itu salah total. Pulau Jawa kita mengalami krisis litrasi, tapi di pulau lain masalah itu mulai melebar,” beber Nadiem. (medcom)