
JAKARTA – Aplikasi Ramah Pendidikan Versi PETA serta Ruang Inovasi Rumah Pendidikan telah diresmikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti Selasa lalu di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin).
Langkah itu merupakan bagian dari transformasi digital di sektor pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Indonesia.
Menteri Abdul Mu’ti menyampaikan, Rumah Pendidikan diperkenalkan sebagai simbol pelayanan publik yang ramah, inklusif, dan inovatif. Hal itu sesuai dengan visi Kemendikdasmen untuk menjadikan rumah pendidikan sebagai pusat layanan pendidikan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
“Transformasi digital menjadi fokus utama dalam kebijakan pendidikan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo. Era digital ini tidak dapat kita hindari, tetapi harus kita manfaatkan untuk tujuan yang bermanfaat, terutama untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar),” tegas Abdul Mu’ti.
Menteri Mu’ti menjelaskan, digitalisasi pendidikan memungkinkan siswa di seluruh Indonesia untuk belajar kapan saja dan di mana saja melalui platform berbasis data. Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan data yang akurat dan bertanggung jawab sebagai dasar kebijakan berbasis bukti.
Namun, Mu’ti juga menekankan, layanan pendidikan digital tidak harus bergantung pada akses internet atau listrik. Hal ini membuka peluang bagi inovasi dalam menyediakan layanan pendidikan yang merata dan inklusif, terutama di daerah dengan keterbatasan infrastruktur.
Salah satu inisiatif utama yang diperkenalkan adalah Aplikasi Ramah Pendidikan Versi PETA. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah pengelolaan data pendidikan dan memastikan bahwa informasi yang diperoleh akurat dan relevan. Mendikdasmen mengapresiasi penerapan sistem verifikasi dan validasi data yang memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih baik.
“Aplikasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Menteri Mu’ti juga menekankan pentingnya keseimbangan antara bantuan pendidikan dan dampaknya terhadap kualitas pembelajaran. “Setiap rupiah yang dikeluarkan harus memberikan manfaat nyata untuk kemajuan pendidikan,” ungkapnya.
Ia menyoroti, tunjangan guru harus disertai dengan peningkatan kualitas pendidikan, baik dalam aspek pedagogik maupun dalam peran mereka secara keseluruhan. “Kita tidak boleh hanya fokus pada bantuan populis tanpa memastikan dampaknya luas di masyarakat,” tambahnya.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti optimis, dengan adanya Aplikasi Ramah Pendidikan dan Ruang Inovasi Rumah Pendidikan, sektor pendidikan di Indonesia akan mengalami transformasi yang signifikan. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan akses pendidikan, tetapi juga kualitas pembelajaran di seluruh Indonesia.
“Rumah Pendidikan adalah simbol pelayanan pendidikan yang ramah, inovatif, dan berorientasi pada masa depan. Saya yakin langkah-langkah ini akan membawa pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik,” pungkas Mu’ti.(infopublik)
