PAYAKUMBUH – Beragama tak boleh lepas dari perilaku menjaga kemurnian ajaran agama dan ketaatan yang disyariatkan dengan semestinya. Perbuatan ini dalam terminologi al-Qur’an dinamakan dengan ri’ayah.
Terjadinya penyimpangan terhadap ajaran Tauhid yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, karena ketiadaan ri’ayah atau pemeliharaan yang semestinya oleh penganutnya.
“Al Qur’an melalui surat Al Hadid ayat 27 mengabarkan kepada kita, telah terjadi perusakan terhadap ajaran tauhid yang dibawa oleh nabi Isa ‘alaihissalam,” jelas Dr. Irwandi Nashir saat menyampaikan ceramah pada acara silaturahim warga Muhammadiyah Kecamatan Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (12/3/2025) lalu.
Menurut Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Payakumbuh itu, substansi ri’ayah dapat diamalkan baik terkait dengan pengamalan agama maupun berbagai urusan lainnya dalam kehidupan yang kompleks ini.
“Melalui pemeliharaan yang sungguh-sungguh, maka hingga kini tata cara ibadah di dalam Islam dapat diamalkan persis sebagaimana diajarkan oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihissalam,”terang Irwandi.
Dijelaskannya, ri’ayah ini pula yang diamalkan oleh penggerak Muhammadiyah dari generasi ke generasi dalam menggerakkan roda organisasi dan menjaga paham keagamaan yang dianut persyarikatan Muhammadiyah berdasarkan Qur’an dan as-Sunnah.
“Atas izin Allah Ta’ala yang diiringi dengan kesungguhan memelihara persyarikatan ini, Muhammadiyah bertahan melampaui usia satu abad lebih,” jelasnya.
Irwandi Nashir juga menjelaskan tiga tingkatan ri’ayah yang mesti dilalui seorang muslim. Tiga tingkatan itu meliputi memelihara amal atau ri’ayatul a’maal, memelihara suasana atau ri’ayatul ahwal, dan memelihara waktu atau ri’ayatul awqoot.
“Menjaga amal dilakukan dengan berharap ridhaNya semata dan meyakini bahwa kemampuan kita beramal hanya karena dimudahkan dan dimampukan oleh Allah Ta’ala,” terangnya.
“Sementara menjaga suasana dan waktu dilakukan dengan selalu bersikap jujur dan senantiasa memuhasabah diri setiap saat,” imbuh Irwandi Nashir yang juga dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Bukittinggi. (Kontributor: IN)