Cek! BNPB Gelar ToT Kajian Risiko Bencana dan Geotagging di Sumbar

Berita Daerah2505 Dilihat

PADANG – Direktorat Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana, bekerja sama dengan Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC), menyelenggarakan kegiatan Training of Trainers (ToT) Kajian Risiko Bencana (KRB) dan Geotagging di Provinsi Sumatera Barat baru-baru ini.

Pelatihan ini diikuti oleh beragam unsur, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, hingga komunitas masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta di antaranya BPBD Provinsi Sumatera Barat, BPBD kabupaten/kota dari Solok, Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Kota Pariaman.

Selain itu, institusi pendidikan seperti Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Bung Hatta, dan Institut Teknologi Padang juga menjadi bagian dari peserta. Turut bergabung pula Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Sumatera Barat dan PT DRR Indonesia.

Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Dr. Udrekh menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penguatan kapasitas daerah. Keterlibatan berbagai sektor ini dinilai penting untuk melahirkan local champions yang memiliki latar belakang multidisiplin dan mampu mendorong pengkajian risiko bencana yang adaptif di wilayah masing-masing.

Pelatihan ini bertujuan memperkuat kemampuan daerah dalam menyusun dokumen KRB yang berkualitas dan sesuai standar nasional. Peserta dibekali materi mulai dari konsep dasar dan filosofi KRB, metodologi analisis bahaya, kerentanan dan kapasitas, hingga teknik pembuatan peta risiko. Pengenalan terhadap pemanfaatan data global seperti FABDEM dan CHIRPS2.0 serta data nasional dari Satu Data Indonesia juga menjadi bagian penting dari pelatihan.

Pelatihan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktik langsung, termasuk penyusunan peta bahaya banjir, gempa bumi, dan likuefaksi.

Peserta menggunakan aplikasi InaRISK Personal dan InaRISK berbasis web untuk mendukung penyusunan KRB. Simulasi survei lapangan dilakukan di Kabupaten Solok, dengan fokus pada tiga potensi ancaman utama yakni gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.

Untuk memperkuat implementasi di lapangan, peserta juga mengikuti sesi diskusi terkait Indeks Ketahanan Daerah (IKD) dan Indeks Kesiapsiagaan Masyarakat (IKM), serta mendalami analisis akar masalah dan penyusunan rekomendasi strategis di tingkat daerah.

Kegiatan yang telah berlangsung pada tanggal 21–25 April 2025 lalu, bertempat di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Padang itu, merupakan bagian dari inisiatif BNPB dan SDC dalam mendorong Provinsi Sumatera Barat sebagai Center of Excellence dalam penanggulangan bencana.

Dengan terbentuknya para penggerak lokal yang andal, diharapkan daerah ini mampu menjadi pusat pembelajaran dan rujukan bagi provinsi lain di Indonesia.(ist/bnpb)

Blibli.com
Blibli.com