
WPdotCOM, Bandung – Virus Corona sudah menjadi pembicaraan yang hangat sejak awal tahun 2020. Bahkan sampai saat ini di belahan bumi manapun, Corona masih mendominasi pemberitaan baik media cetak dan elektronik.
Corona dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari Coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.
Bahkan beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebarannya. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini. Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.
Tidak ketinggalan juga dalam hal ini dunia pendidikan, hingga kini belum diperbolehkan melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka. Semua dilakukan dengan menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online.
Seperti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Marhas Margahayu yang beralamat di Jl. Terusan Kopo No.385/299, Margahayu Sel., Kec. Margahayu, Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini memiliki jurusan Teknik Pemesinan dan Teknik Komputer dan Informatika. Dalam rangka pelaksanaan prokes Covid-19, sekolah ini tentunya menuruti apa dan bagaimana yang sudah menjadi ketetapan pemerintah.
Sebagaimana yang diungkapkan Eka Sofyanti, Wakasek Kesiswaan SMK Marhas saat ditemui beberapa waktu lalu. “Kalau ditanya sejauh apa kesiapan kita untuk pelaksanaan penanggulangan Covid-19 di sekolah, tentunya kita sudah menyiapkan semua sarana dan prasara pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 tersebut. Yaitu dengan menambah beberapa sarana wajib seperti adanya pemeriksanaan cek suhu siswa atau siapapun yang masuk ke lingkungan sekolah, menggunakan masker, dan memperbanyak wastafel cuci tangan, dan sarana penunjang lainnya,” jelas Eka Sofyati.
Masih kata Eka, di SMK Marhas juga ada ruang isolasi khusus dalam menangani siswa yang sakit ataupun siswa yang dicurigai karena hasil dari cek suhu ternyata panas badannya melebihi standar yang di tentukan.
“Di sana, siswa kami bawa ke ruangan isolasi untuk penanganan awal, selanjutnya kami langsung koordinasi dengan pihak Puskesmas dan minta untuk dijemput. Kebetulan kita memang sudah ada kerjasama dengan Puskesmas. Bahkan mereka sering kami minta datang ke sekolah untuk memberikan eduskasi ke siswa tentang kesehatan, narkoba, penyalahgunaan obat obatan, serta masalah lainnya yang berhubungan dengan pemuda-pemudi penerus bangsa,” papar Eka.
Bahkan, sambungnya, SMK Marhas juga sudah pernah melakukan edukasi bersama pihak terkait untuk melaksanakan kegiatan pelatihan atau simulasi penanggulangan pasien terduga Covid-19 yang dilaksanakan di sekolah, dan melibatkan pihak Puskesmas sebagai edukatornya.
