WPdotCOM, Malang – Dalam rentang waktu lebih satu tahun belakangan, guru dihadapkan pada pergeseran media belajar.
Kalau biasanya dilakukan secara tatap muka di ruang kelas secara fisik, sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, maka media dalam jaringan (daring) menjadi hampir satu-satunya pilihan agar pembelajaran tetap berjalan.
Ternyata, perubahan media pembelajaran yang terjadi tiba-tiba itu banyak mengalami persoalan. Terutama munculnya sebagian masalah berupa kehadiran guru secara maya seolah hanya untuk memberi tugas saja kepada siswa.
“Media pembelajaran, baik tatap muka maupun daring, pada dasarnya tidak merubah fungsi guru. Guru tetap bertugas membelajarkan siswa. Jadi bukan hanya memberi tugas semata,” demikian ujar Dyah Purnamastuti Ningrum, Kepala SD Negeri Bandungrejosari 2 Kota Malang dalam podcast channel Youtube Literasi Indonesia, Selasa (18/5). Podcastnya bisa disaksikan di link: https://youtu.be/jogJut527ks.
Sebagai seorang guru, sambungnya, tugas utama kita adalah melayani siswa agar pembelajaran tetap berjalan dengan sebaik-baiknya.
“Dengan pemilihan media belajar yang disediakan guru seperti pembuatan rekaman video, siswa bisa mengulang pembelajaran tersebut,” imbuhnya.
Makanya, lanjut Dyah yang juga sudah menulis buku ber-ISBN dengan judul ‘Penerapan Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Dolanan Sebagai Impementasi Penguatan Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Gotong-royong di SDN Bandungrejosari 2’ itu, guru-guru kami setiap semester diberikan pengayaan melalui workshop-workshop pembuatan media pembelajaran.
“Jadi dengan workshop-workshop itu, mereka akhirnya bisa melakukan pembuatan media-media pembelajaran. Agara materi pembelajaran itu benar-benar sampai pada siswa,” pungkasnya. (d’)