Guru Penggerak, Gerakan Gotong-royong Membangun SDM Unggul

Shopee Indonesia
Shopee Indonesia

WPdotCOM, Jakarta –  Kemendikbudristek kembali mengadakan siniar #PojokDikbud dengan tajuk “Pendidikan yang Memerdekakan, Memanusiakan, dan Berpihak pada Murid”.

Siniar ini menghadirkan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril sebagai pembicara. Dipandu oleh Dea Rizkita, acara ini disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI.

Mengawali perbincangan, Dirjen Iwan menjelaskan konsep program Guru Penggerak. Menurutnya, kunci utama program ini adalah guru yang sejatinya harus menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran. Guru menurutnya harus mampu mengimplementasikan pembelajaran yang memerdekakan dengan memihak kepada murid, serta mampu menjadi teladan bagi guru-guru lainnya.

Shopee Indonesia

“Guru Penggerak itu adalah program kepemimpinan, calon-calon pemimpin kita. Kita ingin dari lulusan program ini nanti akan menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, instruktur pelatihan guru kita,” tutur Iwan.

Filosofi “coach” juga merupakan salah satu filosofi yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran sesama guru di program Guru Penggerak. Dengan filosofi ini, lanjut Iwan, guru akan mampu berbagai ilmu tanpa harus malu. Dengan filosofi ini pula, guru diharapkan dapat saling memotivasi satu sama lain.

Dirjen GTK kembali mengingatkan bahwa orientasi utama setiap pendidik dan semua pemangku kebijakan di dunia pendidikan adalah murid. “Menurut Ki Hadjar Dewantara, setiap pendidik itu harus bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta suatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak. Maksud dari (pernyataan) ini adalah semua orientasinya adalah kepada sang anak,” jelas Iwan.

Menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara bergabung dalam program Guru Penggerak, ia menjelaskan  bahwa seleksi Guru Penggerak dapat dilihat pada laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak. Untuk tahap seleksi Guru Penggerak, terdapat dua tahapan seleksi yang harus dilalui. Tahap pertama terdiri dari pengisian CV, mengerjakan esai, dan tes potensi skolastik (TPS). Tahap kedua terdiri dari simulasi mengajar dan wawancara.

Dirjen Iwan mengatakan bahwa setelah lulus tahapan tersebut, calon Guru Penggerak akan mengikuti sembilan bulan pendidikan di program Guru Penggerak. “Ini bukanlah masalah guru yang pintar, bisa menguasai teknik hebat, tetapi yang lebih penting adalah dia punya resiliensi atau tidak? Punya ketangguhan atau tidak? Punya orientasi visinya seperti apa? Itulah hal yang akan kita lihat di wawancara,” terangnya.

Kemudian, berbicara tentang pendidikan Guru Penggerak, para calon Guru Penggerak nantinya akan dibekali dengan tiga modul utama pada saat mengikuti pelatihan.

Blibli.com
Shopee Indonesia