SMKN 5 Pangalengan, Menuju SMK Badan Layanan Umum Daerah

Berita Daerah77 Dilihat

WPdotCOM, Bandung – Setiap lembaga pendidikan tentunya mengharapkan agar dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten. Lulusan yang memiliki keahlian dasar pada bidang tertentu sesuai dengan kompetensinya.

Sehingga, nantinya dapat bersaing dalam rangka mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Selain itu, diharapkan juga agar lulusan SMK bukan hanya itu saja, tapi juga dapat mengembangkan keahliannya dengan cara membuka peluang usaha sesuai keahlianya.

Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang memiliki keahlian sesuai yang diharapkan, baik dibutuhkan langsung oleh dunia kerja maupun dunia usaha, tentunya pengelolaan pembelajaran ataupun praktek di sekolah diharapkan adanya keleluasaan untuk mengelola serta memberdayakan apa yang ada. Tanpa terlalu banyak pembatasan dari pihak terkait terutamanya dalam hal pendanaan, namun dalam batas koridor serta transparansi.

Sebagaimana diketahui bersama, pada tahun 2016 telah terjadi perdagangan bebas tingkat ASEAN.  Tentunya dalam hal ini kita harus segera menyiapkan SDM alumni yang baik agar bisa menjawab tantangan tersebut. Kalau tidak, kita akan tertinggal jauh dengan Negara-negara lain yang sudah siap untuk memasuki era perdagangan bebas tersebut.

Untuk menjawab hal tersebut sangat diperlukan terobosan dalam rangka menghasilkan SDM yang siap dalam segalanya, SDM yang berkompeten. Untuk meningkatkan hal tersebut, harus ada peningkatan proses pembelajaran, salah satunya adalah seperti apa yang telah dilakukan oleh  Agus Priyatmono Nugroho, S.Pd.,M.SI kepala SMKN 5 Pangalengan.

Dalam sebuah wawancara, Agus menyampaikan, ia mengembangkan Teaching Factory. Hal itu bertujuan untuk menumbuh-kembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain). Inilah karakter yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali kompetensi.

Pemerasan Susu Murni.

SMKN 5 Pangalengan, sekolah yang memiliki 6 kompetensi keahlian ini, yaitu Agrobisnis Ternak Ruminansia, Agrobisnis Ternak Unggas, Bisnis Daring dan Pemasaran, Keperawatan Hewan, Agrobisnis pengelolaan hasil Pertanian dan Seni Karawitan, berada di jalan Choncona Pangalengan  ini, telah memiliki beberapa Teaching Factory pada semua kompetensi yang ada.

“Saat ini SMKN 5 Pangalengan sudah memiliki beberapa hasil dari pengembangan Tefa (Teaching Factory) tersebut. Di antaranya adalah susu murni ATR, Youghurt, pupuk organik ATR, Ternak Unggas seperti Ayam Asuh, voca five fried Chicken, Tesmani, telur ayam. Juga ada AlfaMart di sekolah, dan banyak lagi lainnya sesuai dengan unit kerja masing-masing,” ungkap Agus saat ditemui di sekolah beberapa waktu lalu.

Masih kata Agus, dengan adanya Tefa tersebut, merupakan program sekolah kami dalam rangka menyiapkan SMKN 5 Pangalengan menuju SMK BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Nantinya diharapkan adalah dengan beralihnya SMKN 5 Pangalengan menjadi salah satu calon SMKN BLUD yang ada di Jawa Barat, dalam hal tata kelola sekolah yang berkenaan dengan hasil dari Teaching Factory itu, kita lebih bebas dalam pengelolaannya demi kemajuan sekolah kita sendiri.

Siswa sedang memandikan kucing (pemeliharaan kesehatan kucing).

Namun dalam hal ini, lanjut Agus, bukan saja berbicara dalam hal profit semata, lebih jauh adalah bagaimana caranya menanamkan pembiasaan kepada siswa itu sendiri. “Cara bekerja yang betul serta pendalaman pengetahuan terhadap suatu produk, agar nantinya bisa berguna buat mereka baik untuk memasuki dunia kerja maupun usaha mandiri,” jelasnya.

Sebagaimana telah diketahui, pemerintah telah mendorong SMK yang memperoleh bantuan revitalisasi untuk mengubah bentuk sekolah menjadi badan layanan umum daerah (BLUD). Tentunya dorongan mengubah SMK menjadi BLUD ini diarahkan kepada pemerintah provinsi yang menjadi penanggungjawab pendidikan menengah kejuruan.

Melalui BLUD maka Teaching Factory SMK akan melatih siswa untuk dapat melakukan proses produksi selayaknya industri. Inovasi yang diciptakan para pelajar SMK ini tidak hanya menjadi pajangan praktik saja, namun produk yang mampu dipasarkan sesuai standar industri.(YD)

Blibli.com
Blibli.com