Naldo juga bersemangat di tahun ajaran baru ini, karena sekolahnya telah menerapkan Kurikulum Merdeka. “Kurikulum sebelumnya, kita mendengarkan penjelasan guru dan diberi tugas. Sekarang, dengan Kurikulum Merdeka saya senang. Sebab, sekarang kita lebih fokus ke pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Contohnya, karena saya di jurusan musik, saya berlatih membuat produk aransemen yang nantinya berguna bagi portofolio saya di dunia kuliah dan kerja,” tutur Naldo.
Pemenang Putri Pendidikan Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Tri Octafiany yang sehari-hari berprofesi sebagai konsultan sumber daya manusia, mengakui dunia SDM berkaitan erat dengan pendidikan.
“Di pekerjaan saya, saya jadi mentor bagi orang-orang yang akan memasuki dunia kerja. Ini sangat menyenangkan,” ucap Tri yang juga sibuk memimpin komunitas yang memfasilitasi siswa dan mahasiswa belajar bahasa asing dengan gratis, bernama Indonesian Language Buddy, dengan instagram bertajuk @id.labu.
Minatnya mendorong penguasaan bahasa asing juga berangkat dari kesadaran tuntutan dunia industri dan usaha yang semakin mengglobal dan membutuhkan lulusan-lulusan kompeten, termasuk dalam bahasa asing.
“Terutama Bahasa Inggris, penting sekali anak muda menguasainya,” ucap Tri yang mengaku senang sekali bisa mengikuti upacara bendera di kantor Kemendikbudristek.
Tri berharap, pendidikan Indonesia dapat semakin memerdekakan dan inklusif bagi semua umur, suku, dan latar belakang. “Saya harap, semua orang Indonesia, di mana pun berada, dapat belajar dengan gembira dan merata. Semoga semua guru, dosen, siswa, dan mahasiswa bisa bersatu padu menciptakan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045,” terang Tri.
Pegawai Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa, Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek, Zulkarnaen Haryo Nugroho, mengaku optimis menatap masa depan pendidikan di hari istimewa ini. Akselerasi pendidikan di tahun ajaran baru dengan Kurikulum Merdeka sangat dirasakannya.
“Dengan hadirnya Kurikulum Merdeka yang lebih mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) memberi kesempatan bagi karya-karya guru dan murid untuk bisa lebih terlihat dan ternilai,” jelasnya. (SP)