
Jakarta – Indeks kepuasan pemangku kepentingan Kemdikburistek tahun 2022 meningkat 1,3 poin menjadi 85,9 dari poin 84,6 pada tahun 2021.
Peningkatan ini terjadi di semua bidang terutama pada bidang Unit Layanan Terpadu (ULT) yang meningkat 1,8 poin. Sementara itu, hasil SSS pada bidang kebudayaan meningkat 1,4 poin, dan pada bidang pendidikan meningkat 0,7 poin.
“Alhamdulillah, hasil survei tahun ini meningkat yang artinya layanan yang kita berikan secara umum terbukti membaik. Ada perbaikan yang sudah dilakukan sehingga meningkat cukup tinggi, tetapi ada juga bagian yang masih butuh perhatian kita semua (jajaran Kemdikbudristek),” demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek, Suharti pada acara pemaparan hasil SSS di Jakarta, pada Senin (26/12) lalu.
Suharti mengatakan, hasil survei ini dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan layanan Kemendikbudristek kepada masyarakat di tahun 2023.
“Kita harus memastikan layanan kita (Kemendikbudristek) pada masyarakat tahun 2023 lebih baik lagi. Hasil survei ini bisa merepresentasikan secara nasional pendapat masyarakat terkait layanan yang sudah diberikan,” ujar Suharti.
Melihat hasil survei program dan kebijakan yang masih perlu ditingkatkan, Suharti mengajak para pemangku kebijakan untuk memberikan perhatian pada layanan kepada masyarakat di tahun mendatang.
“Kita (Kemdikbudristek) harus mendalami secara internal hasil survei ini untuk mengetahui apa yang menjadi fokus kita ke depan sehingga masyarakat menilai kinerja kita menjadi lebih baik dari sebelumnya,” tutur Suharti.
Pada kesempatan ini, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto, mengatakan pelaksanaan survei kepuasan pemangku kepentingan tidak dilakukan oleh Kemendikbudristek sendiri, tetapi bekerja sama dengan pihak ketiga.
“Dalam pelaksanaan survei, kami tidak melakukan sendiri, tetapi dengan pelibatan publik melalui kerja sama dengan pihak ketiga, agar hasilnya tidak ada keberpihakan,” terang Anang. (SP)
