JAKARTA – Apresiasi tertinggi disematkan kepada individu atau pihak-pihak yang telah menunjukkan dedikasi tinggi pada pendayagunaan perpustakaan dan literasi di Tanah Air. Hal ini diberikan dalam penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023.
Nugra Jasa Dharma Pustaloka merupakan apresiasi tertinggi dari pemerintah melalui Perpustakaan Nasional (Perpusnas) kepada masyarakat baik perorangan, kelompok dan lembaga yang berhasil meningkatkan literasi dan kegemaran membaca secara aktif, efektif, dan inovatif melalui pendayagunaan perpustakaan.
Para peraih penghargaan dari delapan kategori Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 akan diberikan secara khusus pada malam Gemilang Perpustakaan di Grha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Nugra Jasa Dharma Pustaloka diberikan kepada peraih kategori Pejabat Publik, Masyarakat, Pegiat Literasi, Media Massa, Jurnalis, Pelestari Naskah Kuno, Buku (Pustaka) Terbaik, dan Lifetime Achievement.
Di samping itu pada malam Gemilang Perpustakaan, turut diberikan penghargaan dari perlombaan dan sayembara yang dilakukan Perpusnas seperti lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional, Perpustakaan SMA/SMK/MA Terbaik, Best Practise Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Sayembara Literasi Terapan Berbasis Konten Lokal.
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengatakan penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka bukan sekadar seremoni. Apresiasi dari Perpusnas ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan anak bangsa.
“Pemerintah wajib memberikan penghargaan gerakan pembudayaan kegemaran membaca kepada individu, kelompok, ataupun lembaga yang telah berhasil meningkatkan kebiasaan membaca di masyarakat melalui pendayagunaan perpustakaan,” ujar Deputi Adin saat jumpa pers jelang Gemilang Perpustakaan 2023, Jumat (6/10) lalu.
Berkonsep edutainment, Gemilang Perpustakaan 2023 mengantongi tema “Perpustakaan Gemilang, Literasi Melaju, Indonesia Maju”. Disebutkan, tema ini mencerminkan semangat transformasi perpustakaan membangun literasi negeri dengan inklusivitas layanan perpustakaan sehingga tercipta kualitas masyarakat Indonesia yang mandiri, kreatif, dan berinovasi.
“Perpustakaan berperan dalam meningkatkan literasi manusia melalui transformasi perpustakaan,” tambahnya.
Transformasi perpustakaan yang dihadirkan tidak hanya berupa aktivitas layanan digital, seperti BintangPusnas, e-Resources, Indonesia One Search (iOS), iPusnas, Khastara, hingga Pojok Baca Digital (POCADI), tetapi juga dalam program inkubator kewirausahaan masyarakat melalui transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS).
Sementara itu, Kepala Pujasintara Agus Sutoyo menyampaikan perpustakaan saat ini bersifat inklusif. Di mana setiap masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan.
“Konsep ini memiliki kaitan langsung dengan peran penting perpustakaan dalam inklusi sosial. Koleksi perpustakaan, harus dapat diterapkan dan diubah menjadi ilmu terapan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dikatakan, keberhasilan TPBIS terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memproduksi barang dan jasa.
“Tiap tahun, program ini terus dikembangkan dengan menggali potensi dari perpustakaan, bukan hanya dalam produksi pangan, peternakan, atau perikanan, tetapi juga dalam bidang seni dan budaya yang dapat menjadi sumber daya penting bagi kemajuan Indonesia,” katanya. (*/medcom)