MATARAM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai pembangunan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di empat lokasi strategis di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peletakan batu pertama dilakukan secara simbolis oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Mataram, Sabtu (7/12/2024).
Pusat pengendalian itu akan dibangun di empat lokasi: BPBD Provinsi NTB, BPBD Kota Mataram, BPBD Kabupaten Lombok Tengah, dan BPBD Kabupaten Lombok Utara.
Suharyanto dalam sambutannya menyampaikan, pembangunan Pusdalops bertujuan untuk menciptakan pusat kendali yang lebih efektif dalam penanggulangan bencana. Pusdalops tidak hanya berfungsi sebagai “jantung” operasional, tetapi juga sebagai pusat koordinasi berbasis teknologi, data, dan informasi yang terintegrasi.
Suharyanto menekankan, penanggulangan bencana harus dilakukan tidak hanya pada saat bencana terjadi, tetapi juga pada fase pencegahan sebelum bencana.
Ia menjelaskan, pencegahan yang tepat dapat mengurangi risiko dan dampak bencana, seperti gempa bumi dan tsunami, yang sering mengancam wilayah NTB.
“Pusat pengendalian ini sangat penting untuk mengintegrasikan semua informasi yang diperlukan untuk peringatan dini, termasuk informasi dari BMKG terkait gempa dan tsunami,” ujar Suharyanto.
Pembangunan Pusdalops di NTB adalah bagian dari Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (IDRIP), yang merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia (World Bank).
Proyek itu bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi risiko bencana, khususnya tsunami, yang mengancam pesisir NTB.
Kerja sama itu juga melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang akan memasang alat peringatan dini untuk tsunami. Setelah gempa dan tsunami terdeteksi, BNPB akan menyebarkan informasi peringatan kepada masyarakat melalui berbagai saluran, seperti sirene, rambu evakuasi, dan tempat evakuasi, termasuk pembentukan Desa Tangguh Bencana.