Gasiang Tangkurak, Warisan Budaya Minang yang Nyaris Dihilangkan Karena Salah Persepsi

Literasi, Seni Budaya17270 Dilihat

MINANGKABAU merupakan kelompok etnik di Indonesia bagian dari rumpun Austronesia. Persebaran etnik Minangkabau meliputi seluruh daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, pantai barat daya Aceh dan Negeri Sembilan di Malaysia.

Minangkabau merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, dan identitas agama Islam. Menurut A.A. Navis, Minangkabau merujuk kepada kultur etnis yang tumbuh dan besar karena sistem monarki. Sistem itu ditandai dengan ciri komunitas yang menganut sistem adat yang ditandai sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal, walaupun budayanya sangat kuat diwarnai ajaran agama Islam.

Thomas Stamford Raffles, setelah melakukan ekspedisi ke pedalaman Minangkabau tempat kedudukan Kerajaan Pagaruyung menyatakan, Minangkabau ialah sumber kekuatan dan asal bangsa Melayu, yang kelak penduduknya tersebar luas di Kepulauan Timur.

Adat Minangkabau hingga kini bertahan sebagai penganut matrilineal terbesar di dunia. Etnis ini telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk menentukan hal-hal penting dan permasalahan hukum.

Prinsip adat Minangkabau, tertuang dalam pernyataan adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (Adat bersendikan hukum Islam, hukum Islam bersendikan Alquran). Hal ini mendirikan bahwa dalam keseharian orang Minang, melandaskan setiap perilakunya pada ajaran Islam.

Orang Minangkabau sangat menonjol di bidang perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka merupakan pewaris dari tradisi lama Kerajaan Melayu dan Sriwijaya yang gemar berdagang dan dinamis. Lebih dari separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan.

Selain itu, orang Minang juga dikenal sebagai etnis yang memiliki khazanah budaya di berbagai bidang, termasuk kajian-kajian mistis dan beladiri silat tradisi yang mendunia. Kajian-kajian mistis tersebut, sebenarnya berasal dari kajian silat tradisi yang di dalamnya berisi ilmu kebatinan.

Ilmu-ilmu kebatinan itu, menjadi bagian keseharian orang Minang. Hal itu ditandai dengan kebiasaan yang berlaku di Minangkabau pada zaman dulu, seorang anak laki-laki ketika menginjak masa remaja, tidak berdiam di rumah. Anak laki-laki Minang, setelah sekolah dan membantu orangtuanya di rumah, di malam hari akan beranjak menuju surau (tempat ibadah seperti Mushala).

Di surau itu, anak-anak laki-laki Minang, ditempa berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut di antaranya adalah pelajaran tentang agama, pelajaran tentang adat, dan secara khusus juga akan diajari silat tradisi.

Dalam masa belajar silat tradisi, di dalamnya akan berisi kajian-kajian kebatinan. Kajian-kajian tersebut serta merta akan diajarkan turun-temurun oleh para guru yang dikenal dengan Tuo Silek.

Salah satu kajian kebatinan yang ada di Minangkabau, adalah kajian tentang ilmu yang dapat digunakan untuk mengobati, mengusir bala, dan komunikasi kebatinan.

Ibarat permainan,….. (baca selanjutnya)

Blibli.com
Blibli.com