
WPdotCOM, Yogyakarta — Kembali negeri ini kehilangan sosok ulama. Prof. Dr. Yunahar Ilyas, LC., MA, dipanggil menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa, Sang Pemilik ruh dengan segala kuasanya, pada Kamis malam (2/2) pukul 23.47 WIB.
Yunahar wafat setelah dua bulan dirawat di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Ia menjalani perawatan disebabkan gagal ginjal yang dideritanya dan sedang dalam persiapan operasi cangkok ginjal.
Siapa yang tak kenal dengan sosok ulama murah senyum itu. Tokoh pendidik sekaligus ulama kebanggaan Muhammadiyah tersebut, lahir tanggal 22 September 1956 di Bukittinggi Sumatera Barat. Menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Padang, alumni Universitas Ibnu Su’ud Ryadh Arab Saudi tahun 1983 itu juga lulusan dari IAIN Imam Bonjol Padang pada tahun 1984. Sementara pendidikan pasca sarjananya, ia selesaikan di IAIN Sunan Kalijaga pada tahun 1996 dan 2004 silam.
Tokoh ulama yang memiliki empat orang putra-putri dari pernikahannya dengan Liswarni Syahrial pada 24 Seprtember 1987 ini, dikenal sebagai seorang da’i yang dekat dengan masyarakat. Sebelum jabatannya sekarang sebagai salah seorang Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020, ia pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah periode 2000-2005. Jabatan itu membuatnya kian dekat bersentuhan dengan dunia dakwah di berbagai pelosok di Indonesia.
Selain tugas-tugasnya sebagai Dosen dan Guru Besar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sejak tahun tahun 2005 ia aktif sebagai salah seorang wakil ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat. Tanpa mengabaikan amanah yang diberikan oleh Muhammadiyah dan umat, jabatan-jabatan yang dipegangnya berjalan seiring tugas kesehariannya di kampus.
Aktivis kampus semasa muda yang pernah menjadi Wakil Ketua DPD IMM Sumbar pada periode 1978-1979, juga dikenal sangat dekat dengan mahasiswa-mahasiswanya.
Saat ini, sebelum dibawa ke masjid Gedhe Kauman, jenazah tengah berada di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta. Pemakamannya sendiri akan ditempat di Pemakaman Karangkajen. Lokasi yang sama dengan makam pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan dan beberapa tokoh pejuang nasional.
Kini, Muhammadiyah dan MUI Pusat telah kehilangan. Semoga almarhum husnul khatimah. Dan para penerusnya mampu melanjutkan perjuangan Yunahar dalam memperjuangkan syiar dakwah serta kajian-kajian ilmiahnya. (Ist)
