
WPdotCOM, Jakarta — Menyikapi perlunya perubahan-perubahan paradigma dunia pendidikan pada masa pandemi dan pasca wabah Covid-19, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal mengatakan, justru dapat dijadikan titik balik pemerintah melakukan transisi menuju tatanan pendidikan baru ke depan.
“Tatanan pendidikan baru ke depan, yakni mengubah orientasi kebijakan politik dan anggaran pendidikan dengan membangun infrastuktur akses internet-komputer secara merata ke semua sekolah dan daerah. Serta layanan kesehatan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pandemi lagi,” ujar Rizal menyarankan.
Selain itu, pemerintah juga perlu merencanakan dengan matang pembelajaran ke depan dengan menyiapkan tenaga pendidik yang handal.
Terkait kurikulum, metode delivery dan assessment lebih mengukur kemampuan swabelajar siswa atau belajar mandiri. Siswa dapat fleksibel meracik mata pelajaran sendiri, memilih metode belajar disenangi, berorientasi pada pendidikan life skills dan pola pikir menjadi life long learner.
Ia juga menyarankan, gagasan perombakan stuktur kelas yakni 3 hari on campus/class dan 3 hari off-campus/class. Serta revitalisasi profesionalisme guru dengan menghentikan pola pelatihan lama yang boros anggaran namun miskin kualitas.
Penguatan kualitas guru dapat memanfaatkan online platform untuk training, mendampingi guru dan membuat wadah bertukar praktik belajar secara kolaboratif.
“Saya pun berharap para pengajar dan pelajar selalu adaptif dan terbuka dengan kebaruan. Selalu ingin belajar hal baru, baik pengetahuan dan skill baru di masa Work From Home dan School From Home agar kita tetap produktif,” katanya.
Menurutnya, pembelajaran daring ini tidak berarti guru dapat memberikan tugas yang menumpuk, melainkan membangun ketahanan diri (fisik-mental-sosial).
“Maka, perlu penyiapan para pendidik dengan pelatihan dan pendampingan terkait konsep dan pelaksanaan blended learning,” tutup Rizal. (ist/kompas.com)
