WPdotCOM – Pada era globalisasi saat ini, banyak hambatan bagi seorang guru untuk menjadi penulis buku. Hal ini sangat berpengaruh kepada anak didik, terutama di bidang keagamaaan.
Siswa zaman sekarang, jauh berbeda dengan siswa masa dulu. Kalau dulu siswa sangat segan pada guru, atau sangat menghargai guru, sekarang banyak siswa tidak mempedulikan guru di sekolah maupun di luar sekolah. Melihat semua kondisi itu, makin berat tugas guru pada saat sekarang ini.
Seorang guru sudah berusaha sekuat tenaga agar pendidikan keagamaan ini sangat diminati murid. Berbagai macam cara dilakukan di sekolah. Namun siswa juga tidak ada perkembangannya.
Contohnya, telah diadakan program tahfiz, sholat berjamaah, dan muhadarah, namun siswa tetap tidak bersemangat. Pengaruh kecanggihan zaman turut mendegradasi perhatian siswa terhadap pembelajaran.
Sementara itu, peran orang tua yang seharusnya juga turut serta dalam pendidikan anak, tidak dapat diharapkan sepenuhnya karena sibuk mengurus rumah tangga, dan mencari nafkah untuk keperluan hidup sehari-hari.
Di sekolah, guru sudah menerapkan kegiatan keagamaan ini terlaksana dengan mengadakan buku kontrol shalat, buku kegiatan muhadarah, dan memgadakan kegiatan tahfiz sekali dalam seminggu. Namun, usaha guru juga tidak memuaskan karna tidak ada motivasi dari orang tua dari rumah.
Apalagi saat ini, siswa tidak di bolehkan ke sekolah hanya belajar dari rumah karena pandemi. Sebagian siswa ada yang melaksanakan tugas, sementara sebagian lagi tidak. Kondisi itu pun dipengaruhi oleh keadaan siswa dan guru. Materi pembelajaran sulit disempurnakan hingga sampai ke tangan siswa. Disebabkan karena pendukung pembelajaran daring sangat terbatas. Siswa masih ada yang tidak memiliki perlengkapan teknologi seperti gadget. Semua itu menimbulkan kesulitan yang menjadi rumit dan sulit diatasi.
Sudah dipanggil orang tua namun hasil juga tidak memuaskan.Orang tua juga mengeluh terhadap materi yang diberikan. Karena materi tersebut samasa dia sekalah tidak ada mempelajari hal sepert ini.
Bagi siswa yang punya smartphone, gadgetntya sering tidak digunakan untuk belajar hanya di gunakan untuk hal hal yang lain. Contohnya main game dan lainnya. Kontrol dari orang tua turut menjadi penyebab, dengan alasan yang juga masuk akal.
Inilah hambatan seorang guru untuk menjadi penulis buku, karena pemikiran tidak terfokus. Sangat banyak cabangnya seperti mengurus siswa, mengurus rumah tangga, dan juga mengurus anak sendiri di rumah.
Tapi,walaupun banyak hambatannya Insyaaallah dengan adanya Workshop Kepenulisan dari lembaga yang intens mendampingi para guru dan pendidik di daerah,mudah-mudahan Allah memudahkan jalan bagi penulis untuk melahirkan karya di masa datang. Walaupun dari satu sisi, masih dalam tahap belajar atau baru dapat pelatihan Workshop ini. Dengan rajin belajar, segala yang sulit akan menjadi mudah, yang penting jangan putus asa dan berusaha semampunya. Jangan takut salah karna ada jalan keluarnya. Dengan rajin berusaha, Allah tidak akan lupa dengan makhlukNya yang selalu mengingat dalam kesehariannya. Aamiin, Yarabbal aalamiin. (*)
Penulis: Misra Rianis, S.Pd.I